Memilih mouse gaming yang pas bisa jadi gampang-gampang susah. Harga di atas 1 jutaan terkadang belum tentu mampu memberikan sensasi yang Anda cari. Setidaknya, itulah yang saya rasakan ketika pertama kali mencoba Razer Basilisk V3. Namun setelah beradaptasi selama kurang lebih satu bulan, harus diakui pandangan saya mulai berubah.
Inilah review singkat Razer Basilisk V3, mouse yang menurut saya cocok untuk gamer FPS (First Person Shooter). Penasaran seperti apa keunggulannya? Yuk, langsung saja simak!
Makin lama makin nyaman
Sebagai pembuka, izinkan saya menjelaskan bahwa saya adalah seorang gamer yang sehari-harinya lebih banyak bermain genre shooter. Belakangan, game yang paling sering saya mainkan adalah Valorant. Karena sifat game-nya yang cenderung kompetitif, tentunya saya butuh mouse yang mantap di genggaman agar bidikan selalu akurat.
Razer Basilisk V3 dirancang untuk tangan kanan. Dari segi desain dan penempatan tombol, tidak mungkin mouse ini dipakai oleh gamer kidal. Dimensinya agak besar, dengan bobot 101 gram yang bagi saya tidak ringan tapi juga tidak berat. Mungkin untuk gamer yang lebih kompetitif, lebih ringan lebih baik.
Tampilannya ergonomis dengan sedikit lekukan dan thumb rest untuk menaruh ibu jari. Posisi tangan saya agak miring ke kanan saat menggenggamnya, gara-gara area klik kanan yang dibuat lebih rendah dari area klik kiri. Mungkin itulah yang bikin saya harus beradaptasi dalam waktu yang lumayan lama. Jujur saja cukup sulit untuk terbiasa dengan desain seperti ini (mungkin karena saya memang jarang me-review mouse gaming juga).
Ukuran tangan saya bisa dibilang medium dan cenderung menggunakan mouse dengan gaya palm (menggenggam keseluruhan bodi mouse), bukan claw. Bagi saya, dimensi Basilisk V3 masih sedikit kebesaran. Mouse ini punya satu tombol di ujung thumb rest yang secara default berfungsi sebagai Sensitivity Clutch. Nah, tombol ini yang agak sulit saya jangkau dan pastinya bakal lebih ribet jika Anda bertangan kecil. Padahal, fungsinya cukup berguna.
Bagi yang belum tahu, Sensitivity Clutch berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan DPI ke level tertentu secara instan, dan sifatnya sementara selama tombol ini terus ditekan. Ketika tombol dilepas, DPI akan kembali ke pengaturan awal yang Anda gunakan. Kalau tidak butuh, Anda juga bisa mengubah fungsi tombol ini sesuai selera.
Selain butuh adaptasi dan posisi tombol Sensitivity Clutch yang mungkin kurang praktis bagi sebagian pengguna, saya tidak menemukan kendali berarti lainnya untuk urusan pengoperasian. Semakin lama saya pakai setiap hari, semakin saya merasa mouse ini luar biasa nyaman.
Razer Basilisk V3 menawarkan finishing matte dengan tekstur yang enak untuk disentuh, tidak licin, dan tidak mudah kotor oleh jari-jari yang berminyak. Mouse ini masih menggunakan kabel, alias belum wireless, dan menggunakan kabel Speedflex sepanjang 1,8 meter yang amat fleksibel, tidak mudah kusut, dan pastinya punya durability ekstra untuk pemakaian jangka panjang.
Sensor optical Razer Focus+ 26K DPI
Kalau dihitung semua, total ada 10 tombol plus tambahan 1 tombol untuk profile-switch (bisa menyimpan hingga 5 profile) yang posisinya ada di bagian bawah mouse. Anda dapat mengoptimalkan fungsi seperti push-to-talk, macro, dan yang lainnya pada setiap tombol. Tombol-tombolnya sendiri memberikan sensasi tactile yang bagi saya sudah pas.
Yang jadi nilai jual utama, mouse ini mengusung sensor optical Razer Focus+ dengan 26K DPI, serta switch Razer Optical Mouse generasi 2 dengan kecepatan aktuasi 0.2ms untuk menghilangkan resiko double click. Yang tidak kalah menarik, Basilisk V3 menggunakan Razer HyperScroll Tilt Wheel terbaru 3 mode scroll yang tersedia yaitu Tactile Scrolling, Smart-Reel, serta Free-Spin Scrolling.
Bagian bawah atau mouse feet-nya memakai material 100 persen PTFE yang menurut saya amat mulus saat digulirkan baik di atas mousepad atau langsung di atas meja. Pergerakan mouse juga terasa ringan, lancar, dan akurat, sehingga asyik untuk mendukung permainan pada game yang butuh aiming cepat serta presisi tinggi seperti Valorant.
Razer Chroma dan Razer Synapse
Kurang lengkap rasanya jika perangkat gaming tidak dihiasi oleh lampu RGB. Tidak tanggung-tanggung, Basilisk V3 punya 11 zona cahaya Razer Chroma yang bisa Anda kustomisasi dengan lebih dari 16,8 juta warna dan sederet efek yang menawan. Kerennya lagi, menurut Razer sudah ada lebih dari 150 games yang terintegrasi dengan fitur ini.
Anda bisa mengatur efek warnanya lewat software Razer Synapse. Razer telah menyediakan beberapa Quick Effects bawaan yang dapat langsung dipilih seperti Audio Meter, Spectrum Cycling, Breathing, dan yang lainnya, maupun opsi Advanced Effect untuk menciptakan warna dan efek sesuai selera masing-masing gamer.
Lewat aplikasi Razer Synapse pula Anda dapat mengatur sensitivitas (DPI), dengan 5 stage yang dapat ditentukan untuk pengaturan cepat. Misalnya stage 1 400, stage 2 800, stage 3 1600, dan seterusnya. Sayangnya Stage 1, 2, 3, 4, dan 5 ini harus dipilih berurutan. Jadi misalnya Anda menaikkan DPI ke Stage 2 lalu merasa sensitivitasnya terlalu tinggi, Anda tidak bisa langsung menurunkan kembali ke Stage 1, melainkan harus maju ke 3, 4, dan 5 setelah itu balik lagi ke Stage 1. Untungnya ada opsi untuk memangkas Stage menjadi dua saja, jika Anda tidak butuh banyak opsi.
Kesimpulan
Saya memang bukan gamer DOTA, jadi kurang tepat bila berasumsi apakah mouse ini cocok untuk game tersebut atau tidak. Yang pasti, untuk para penggemar FPS, Razer Basilisk V3 wajib Anda pertimbangkan. Harganya tidak terlalu mahal, namun fitur dan kenyamanan yang ditawarkannya patut diacungi jempol.
Bagi yang berminat, Razer Basilisk V3 sudah bisa dibeli secara online di Official Website Razer.com, E-Commerce Razer Official Store dan retail partner Razer dengan harga Rp1.149.000.
Kelebihan Razer Basilisk V3:
- Desain ergonomis yang nyaman digenggam
- Material solid, tidak mudah kotor
- Performa cepat dan akurat, cocok untuk bermain di level kompetitif
- Tombol banyak dan bisa diprogram
- Efek lampu yang menawan
- Razer Synapse menawarkan pengaturan komplit
Kekurangan Razer Basilisk V3:
- Bagi sebagian orang, posisi tombol Sensitivity Clutch bakal sulit dijangkau ibu jari
- Kurang cocok untuk yang tangannya kecil
- Akan lebih menarik jika bobotnya lebih ringan