Quantcast
Mobile GadgetNewsSmartphone

Hands-on: Nokia X

Bertepatan dengan pelaksanaan acara Nokia X DVLUP Porting Day yang diadakan di Hotel Bumi Wiyata, Depok akhir pekan lalu, saya mendapat kesempatan untuk memegang Nokia X. Sebagaimana diberitakan sebelumnya di artikel ini, Nokia X merupakan smartphone pertama Nokia yang mengadopsi sistem operasi Android.

Sebelum memulai pembicaraan mengenai Nokia X ini, sedikit informasi penting untuk Anda bahwa smartphone yang berada di tangan saya bukanlah versi final yang nantinya akan dipasarkan untuk konsumen di Indonesia (prototype), tapi lebih pada versi pengembangan yang ditujukan bagi developer aplikasi untuk uji coba konten yang diciptakan.

Desain

Nokia X hand-On

Jika Anda penggemar berat Nokia seri Lumia, begitu melihat tampilan smartphone ini Anda akan langsung teringat bentuk dan garis desain yang diterapkan pada Lumia 520. Kemiripan dari segi desain yang paling jelas antara Nokia X dan Lumia 520 dapat dilihat dari desain kotak yang dimiliki, posisi lensa kamera di belakang, serta casing (penutup) baterai yang bisa dicopot.

Desain Nokia X memang cukup mirip dengan Lumia 520. Akan tetapi, pada saat menggenggam perangkat baru ini saya merasa Nokia X lebih kokoh dan solid dibandingkan dengan Lumia 520. Menurut saya, desain yang sedikit lebih kotak atau persegi membuat Nokia X lebih mantap untuk dipegang dan lebih nyaman ketika digunakan.

Antar muka dan Nokia Store

Saya kemudian mengalihkan perhatian pada sistem operasi yang dibawa oleh Nokia X, karena terus terang saya cukup penasaran melihat seperti apa user interface (UI) dari Nokia X ini, terutama dari sisi toko aplikasinya yang tidak menggunakan Google Play tapi Nokia Store.

Sepintas melihat antar muka (UI) dari Nokia X, Anda tidak akan menemukan jajaran ikon atau shortcut atau widget yang biasa ditemukan pada smartphone Android kebanyakan. Karena meski memiliki sistem operasi Android, namun Nokia menerapkan desain yang mirip dengan user interface berkonsep MetroUI yang digunakan pada jajaran Nokia Lumia. Hal ini sebenarnya cukup menarik, karena dengan menggunakan konsep rancangan MetroUI milik Lumia pada smartphone yang berbasis Android membuat Nokia X menjadi smartphone Android “rasa” Lumia

P1070997

Beralih ke toko aplikasi Nokia Store, keputusan untuk tidak menyertakan Google Play sebagai sumber aplikasi ini cukup unik dan bisa menguntungkan bagi konsumen nantinya. Menguntungkan konsumen karena Nokia akan bekerja ekstra untuk menyaring dan memverifikasi aplikasi yang nantinya akan masuk ke dalam Nokia Store. Alhasil, aplikasi-aplikasi yang tidak berbobot atau kemungkinan mengandung virus akan dapat dideteksi sebelum memasang aplikasi tersebut pada Nokia X Anda nantinya.

Secara keseluruhan, pengalaman yang saya dapatkan selama menjajal Nokia X cukup mengesankan. Meski bukan merupakan versi final, kehadiran Nokia X pada acara Nokia DVLUP Porting Day cukup megobati rasa penasaran saya. Ingin tahu seperti apa performa dan kinerja keseluruhan dari Nokia X ini? Nantikan review dari kami di yangcanggih.com

Back to top button