Quantcast
Tips

Tips Memotret Gerhana Matahari Total

Sebentar lagi masyarakat dunia akan menyambut hadirnya gerhana matahari total. Tentunya, fenomena langka ini akan sangat sayang sekali untuk dilewatkan. Apalagi, gerhana matahari total akan melintas di 11 provinsi di Indonesia. Salah satu cara agar momen ini tetap lekat di ingatan adalah dengan cara mengabadikannya lewat kamera. Untuk yang ingin memotret fenomena gerhana matahari total, simaklah beberapa tips dari kami berikut ini:

gerhana matahari-1

1. Sadari bahayanya memotret gerhana matahari total
Sebelum kami berikan tips bagaimana cara memotret gerhana matahari, ada baiknya kami ingatkan terlebih dahulu bahayanya. Pertama dan yang paling penting adalah Anda tidak disarankan untuk melihat langsung gerhana matahari dengan mata telanjang karena bisa mengganggu kesehatan mata.

2. Jangan memotret melalui jendela bidik
Karena mata tidak boleh melihat langsung ke arah matahari, oleh karena itu Anda juga tidak disarankan memotret menggunakan jendela bidik. Sebagai gantinya, kegiatan memotret bisa dilakukan dengan memanfaatkan layar kamera. Atur kamera ke mode Live View dan Anda bisa melihat dan mengatur komposisi pengambilan gambar melalui layar kamera. Jika kamera Anda telah dilengkapi dengan fitur WiFi tentu lebih baik karena kegiatan memotret bisa dilakukan secara remote menggunakan kendali smartphone.

3. Pilih tripod yang kokoh
Tripod adalah alat bantu yang wajib Anda bawa saat memotret gerhana matahari. Tripod dengan kaki-kaki yang kuat sangat kami sarankan karena bisa menahan beban berat kamera dan lensa dengan lebih stabil.

4. Jangan lupakan ND Filter
Sama halnya dengan mata, memotret langsung dengan kamera dan lensa juga bisa saja mengakibatkan kerusakan pada sensor kamera. Sebagai solusinya, gunakanlah ND Filter tambahan yang dipasang di lensa. Pilihlah ND Filter yang gelap seperti misalnya ND Filter 8 Stop atau 10 Stop. Atau bisa juga langsung menggunakan Solar Filter.

5. Pilih lensa yang tepat
Bicara lensa, lensa dengan kemampuan tele adalah yang kami sarankan. Lensa tele dengan jarak fokal yang panjang seperti misalhnya 55-250mm, 70-200mm, 300mm, 600mm atau bahkan 900mm bisa jadi pilihan. Menggunakan tambahan lensa teleconverter pun bisa membantu apabila jarak fokal lensa dirasa kurang memadai.

6. Perhatikan pengaturan kamera
Setelah semua siap, hal terakhir yang harus dilakukan adalah melakukan pengaturan kamera dengan tepat. Pertama yang harus dilakukan adalah atur ISO ke pengaturan terendah seperti misalnya ISO 100.

Kedua, atur mode pemotretan ke mode Manual (M). Mulailah bereksperimen dengan pengaturan kecepatan rana kamera dan bukaan diafragma untuk mendapatkan pengaturan eksposur yang tepat. Untuk pengaturan kecepatan rana kamera bisa diatur ke kecepatan yang tertinggi yang mampu ditawarkan oleh kamera. Seperti misalnya 1/8000 dan perhatikan jika ini terlalu cepat, Anda bisa mengurangi kecepatan rana kamera tersebut ke pengaturan yang lebih rendah.

Kemudian, bereksperimenlah dengan bukaan diafragma yang dimulai dengan F/8 hingga F/22. Tentunya, ini sangat bergantung dengan kondisi pencahayaan saat gerhana matahari berlangsung dan tingkat kegelapan filter ND yang Anda gunakan. Saat memotret, pengaturan fokus lensa ke mode manual juga boleh dilakukan jika memang kamera kesulitan menentukan fokus di mode autofokus.

7. Memotret dengan format RAW
Tips terakhir, Anda juga kami sarankan untuk memotret di format RAW. Dengan demikian, hasil foto bisa lebih leluasa untuk dilakukan penyuntingan dengan bantuan aplikasi olah foto.

Selamat Mencoba!!

Back to top button