Quantcast
AplikasiNews

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Menganggap Twitter Sebagai Sekolah Kedua

Twitter bisa dibilang sebagai salah satu social media terpopuler saat ini. Kehadirannya tidak hanya membawa banyak perubahan dan fenomena sosial, tetapi juga cara pandang seseorang. Bahkan, Menteri Agama Lukman Saifuddin pun merasakan perubahan hidupnya yang terbilang drastis setelah mengenal layanan microblogging ini.

foto: kemenag.go.id
foto: kemenag.go.id

Hal ini diungkapkan pria kelahiran 53 tahun ini dalam sebuah acara perayaan ulang tahun Twitter ke-10 di Jakarta, Senin (21/3/2016). Menurutnya, Twitter adalah tempatnya orang-orang penting dan pintar. Itulah sebabnya dia terkadang merasa kecil hati.

“Saya mulai membuat akun Twitter tahun 2009, karena menurut Ipang Wahid (keponakan mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur), saya harus punya akun Twitter. Begitu saya semakin banyak follow orang, semakin banyak hal yang saya tidak ngerti. Saya merasa bodoh di Twitter,” ujarnya.

Dengan menggunakan Twitter, menurut Lukman, dirinya jadi tahu banyak hal dan merasakan fenomena yang terjadi saat ini. Bahkan, ketika pertama kali bergabung di social media ini, dia sempat merasakan kurang tidur karena memantau timeline hingga larut malam.

“Twitter itu seperti sekolah kedua buat saya. Di sini banyak orang yang punya pengetahuan yang luar biasa. Saya jadi mengenal orang-orang yang tidak pernah kenal. Seperti seniman Sujiwo Tedjo yang kenal karena sering mention dan akhirnya ditawari pekerjaan sampingan buat bikin kata pengantar bukunya,” kenang Lukman.

Tidak cuma sebagai media penambah ilmu, Twitter juga dianggap Lukman sebagai sarana hiburan tersendiri. Dia tidak ragu mengungkapkan apa yang sedang dirasakan dan dipikirkan.

“Saya ingin jadi diri sendiri Twitter dan mengungkapkan apa saja yang saya rasakan. Yang saya tidak paham, kenapa banyak orang yang punya akun Twitter tapi pakai admin?” tandas pemilik akun @lukmansaifuddin ini dengan nada ramah.

Back to top button