Bakrie Connectivity sebagai penyedia layanan broadband AHA tak hanya melempar pasar dengan produk modem dan smartphone saja. Hari ini (10/8) mereka meluncurkan produk tablet PC, bekerja sama dengan Huawei sebagai penyedia device IDEOS S7 Slim untuk versi CDMA (akhir pekan lalu Huawei juga melakukanpenjualan perdana device yang sama namun berjalan di jaringan GSM) setelah sebelumnya sempat hadir tablet Pixcom berbundling AHA di ICS 2011. Kebetulan saya berkesempatan untuk menjajal performa tablet Android ini lebih awal, sehingga bagi Anda yang tertarik bisa menjadikan review saya berikut sebagai pertimbangan.
Desain
Sejak mengetahui keberadaan adik dari IDEOS S7 ini beberapa bulan lalu, saya sudah menjulukinya “Si Putih nan Seksi”. Meski tak sepenuhnya dikelir putih, penampilan AHApad memang jauh lebih “menggoda” dibanding kakaknya tersebut dengan bodi belakang berwarna putih susu.
Tanpa melihat pada spesifikasi, saya melakukan “feel test” atas dimensi dan bobot AHApad. Meski sama-sama dibekali layar sentuh 7 inci, AHApad sedikit lebih ramping dibanding S7, lebih tipis dan lebih ringan pula. Ini dikarenakan Huawei membuang “kickstand” yang pada S7 terbuat dari besi, sehingga alhasil lebih “bersahabat” untuk dipegang dalam waktu cukup lama.
Bodi belakangnya ini terbagi menjadi 2 bagian, dipisahkan oleh garis metalik tempat kamera dan logo “Huawei” bersemayam. Bagian yang di-branded AHA adalah penutup atau cover baterai. Terbuat dari plastik cetakan, cover ini agak ringkih karena selain mudah kotor (walau sampai sejauh ini saya dapat dengan mudah membersihkannya pula), ia juga mudah tergores. Solusinya apalagi jika bukan penggunaan softcase kulit. Baterainya sendiri memiliki desain yang unik, di mana bagian konektornya dibuat menonjol sehingga ketika dipasang, ia akan terkunci dengan mantap dan tidak mudah terlepas.
Beralih ke bagian depan, perbedaan mencolok dengan pendahulunya adalah penempatan touch-sensitive button yang berada di sebelah kanan. Ini karena Huawei membuang tombol panggil, trackpad dan tombol tolak. Sedangkan pada bagian sisi kiri layar hanya diisi oleh kamera depan dan sensor cahaya.
Speaker, port miniUSB, HDMI dan Power
Port pengisi daya kini terletak di sisi atas sebelah kiri, sedangkan tombol powernya sendiri terletak di ujung kanannya. Huawei masih mempertahankan dual-speakernya di kedua sisi bodi. Jack 3.5mm tetap mudah diakses dari sisi kanan atas, sedangkan untuk menghubungkan tablet dengan perangkat lain bisa dilakukan dari sebelah kiri, di mana port HDMI dan miniUSB tersedia. Atau melalui universal dock yang terletak di sisi bawah, bersebelahan dengan slot microSD yang bersifat hotswap.
Paket Penjualan & Garansi
AHApad dibekali dengan berbagai aksesoris penunjang kinerja dan – ini yang saya sangat apresiasi – garansi menyeluruh terhadap semua komponen di dalam kotak. Meski begitu untuk mengejar harga jual yang lebih murah, Huawei maupun AHA tidak menyertakan kabel HDMI dan microSD dalam paket penjualannya. Bahkan earphone atau handsfree pun tak ada.
Selain perangkat, baterai, buku manual (berbahasa Indonesia), panduan aplikasi AHApad, panduan seru (quick guide) AHApad, kartu perdana (UIM card sudah terdapat di dalam device) serta garansi, AHApad menyertakan kabel USB bercabang 3: untuk keperluan pengisian daya (charger), miniUSB dan microUSB. Entah mengapa terdapat kabel miniUSB di sana, mengingat di sekujur tubuh AHApad sama sekali tidak terdapat port yang cocok.
Kabel-kabel tersebut memiliki kepala berupa colokan USB standar, di mana kabel untuk pengisian daya jauh lebih panjang dibanding 2 lainnya. Bentuk adaptornya sebenarnya cukup menarik, selain karena berwarna putih, lis merah yang mengelilinginya juga mempercantik tampilannya. Saya pikir lis ini akan menyala ketika saya melakukan pengecasan. Ternyata tidak.
Garansi menyeluruh
Nah, ngomong-ngomong soal garansi menyeluruh di atas, ternyata Huawei memberikan jaminan penggantian atau perbaikan tak hanya pada peranti utama (tablet minus baterai) seperti kebanyakan vendor pada umumnya, melainkan aksesorisnya pun juga diberikan garansi. Seperti baterai dan charger yang diberikan masa garansi 6 bulan dari tanggal pembelian, dan 3 bulan untuk kabel data dan handsfree. Tabletnya sendiri dilindungi selama 12 bulan masa garansi.
OS & Fitur
AHApad berjalan dengan sistem operasi Android. Jika saudara tuanya dibekali oleh Eclair yang dapat di-upgrade ke Froyo, maka versi Slim-nya ini sudah dibekali Froyo yang upgradable ke Gingerbread. Selain menu utama yang standar Android, user interface milik AHApad jauh lebih segar dibanding pendahulunya.
Menu utama
![Review AHApad: Huawei IDEOS S7 Slim [First & Exclusive!] 26 screenshot 7](https://yangcanggih.com/wp-content/uploads/2011/08/screenshot_7-720x432.png)
Layar utamanya dibagi menjadi 5 kategori: Beranda, Web, Hiburan, Komunikasi dan Favorit. Tiap kategori terdapat 2 halaman yang dapat dikostumisasi dengan shortcut maupun widget. Nah, widget yang disediakan Huawei ini termasuk atraktif, atau mereka sebut dengan “Emotion Widget”. Ada Emotion Bookmark (internet), Weather (cuaca), Email, RSS Reader, Foto, Jam, Kalender & Kegiatan, Memo, Musik, hingga Video. Semuanya bisa Anda maksimalkan menurut kategorinya masing-masing seperti widget musik & video di kategori Hiburan pada gambar di bawah.
Emotion Widget Musik & Video di Kategori Hiburan
![Review AHApad: Huawei IDEOS S7 Slim [First & Exclusive!] 27 screenshot 6](https://yangcanggih.com/wp-content/uploads/2011/08/screenshot_6-720x432.png)
Salah satu hal baru yang juga ditawarkan AHApad adalah adanya sistem cluster ketika kita tahan dan geser ikon untuk menjadi shortcut di layar utama, sehingga proses pengaturan letak tiap ikon menjadi lebih mudah dan rapih.
Cukup banyak fitur khas AHA dalam AHApad, mulai dari AHA CherryView yang memanfaatkan teknologi AR (Augmented Reality), AHA Games (permainan yang disediakan di situs khusus dari AHA dengan pembayaran tertentu), AHA Mail (akun surat elektronik AHA Anda), AHA myTV (menonton video streaming TV dalam negeri maupun luar serta live streaming beberapa TV lokal), AHA Office In The Box, AHA Shop, AHA Star, AHA Vibe, The Game of Life, serta masih banyak yang lainnya seperti Ngomik dan Halo Taksi.
![Review AHApad: Huawei IDEOS S7 Slim [First & Exclusive!] 28 screenshot 18](https://yangcanggih.com/wp-content/uploads/2011/08/screenshot_18-720x432.png)
Kontak dalam AHApad juga dapat disinkronisasikan dengan teman-teman di akun Facebok Anda. Foto kontak yang nampak pun akan selalu terbarui sesuai dengan foto profil mereka di Facebook, sedangkan di dalam tiap-tiap kontak akan mengikuti data yang telah mereka input dalam Facebook mereka, seperti nomor telepon dan email. Meski begitu, Anda juga dapat menambah atau menyuntingnya sendiri, kok!
Task Manager
Sedangkan salah satu fitur yang saya sukai dari tablet Huawei adalah Task Manager-nya yang tergabung dengan halaman Notifikasi. Keduanya mudah diakses dan sangat berguna dalam mengatur atau memonitor aplikasi-aplikasi berjalan, proses pengunduhan, hingga jalan pintas untuk mengatur WiFi, Bluetooth, GPS, Jaringan Ponsel, Data, Kunci Orientasi dan Tingkat Kecerahan Layar. Hemat memori, karena mungkin Anda tak perlu aplikasi Task Manager dari pihak ketiga lagi!
Ada beberapa parameter pengujian performa yang saya lakukan pada AHApad. Pertama yang saya nilai adalah kinerja dan respons device terhadap perintah. Beberapa bulan lalu saya berkesempatan untuk menguji prototype S7 Slim GSM di mana saya temukan bahwa perangkat tersebut sering mengalami lag jika kita memasukkan perintah tertentu seperti menutup aplikasi dari Task Manager. Nah, pada AHApad, hal ini sangat jarang saya temui. Hanya sesekali saja, itu pun waktu awal-awal AHApad baru digunakan.
Hasil Benchmark
![Review AHApad: Huawei IDEOS S7 Slim [First & Exclusive!] 29 screenshot 31](https://yangcanggih.com/wp-content/uploads/2011/08/screenshot_31-432x720.png)
Menguji kecepatan jaringan AHALalu saya melakukan benchmarking menggunakan aplikasi pihak ketiga Quadrant Standard (bisa diunduh gratis via Market) untuk mengetahui kinerja AHApad dalam menjalankan program dan grafis. Hasilnya tidak mengecewakan, karena AHApad masih berada di atas Samsung Galaxy S dengan skor 871. Wajar saja jika melihat spesifikasi AHApad yang didukung prosesor ARMv7 1GHz dan Graphic Processor Unit Qualcomm Adreno 200.
AHApad dibundling kartu AHA berbonus akses internet selama 60 hari dengan kecepatan maksimal 600Kbps, namun 7 hari pertama bisa digeber hingga 3.1Mbps. Jadi, saya pun menguji performanya dengan mengunduh aplikasi dari Market, membuka video di YouTube hingga melakukan tes kecepatan dengan aplikasi Speed Test yang saya unduh dari Market. Hasilnya? Proses unduh dapat berjalan mulus dan cepat sesuai dengan besaran file-nya. Ketika saya menonton video Adzan Maghrib di tvOne yang sedang ramai diperbincangkan pun, video tak pernah terhenti untuk buffering. Sedangkan hasil tes kecepatan menggunakan aplikasi SpeedTest cukup bervariasi, namun yang pasti belum pernah saya temukan mampu menyentuh angka 3Mbps baik unggah maupun unduh.
![Review AHApad: Huawei IDEOS S7 Slim [First & Exclusive!] 31 screenshot 26](https://yangcanggih.com/wp-content/uploads/2011/08/screenshot_26-720x432.png)
Tentu tak lupa saya mencoba performa grafis dan suara dengan memainkan game HD Asphalt 5 Free Version yang juga saya dapatkan di Market. Tidak berlebihan jika saya mendapat “feel” yang sama ketika memainkannya di Samsung Galaxy Tab 7″. Tanpa lag, grafis baik dan semburan suara dari dua speaker HiFi-nya yang sungguh berdinamika dapat memuaskan saya.
Kamera
Ada yang menarik di sektor ini. Banyak sumber termasuk GSM Arena menyebutkan Huawei IDEOS S7 Slim CDMA disokong kamera utama dengan resolusi 2MP, padahal pada perangkat yang saya uji memiliki pilihan resolusi hingga 3.2MP (juga tertulis di boks AHApad). Sayangnya, saya tak pernah cukup puas untuk hasilnya sejak generasi pertama mereka.

![Review AHApad: Huawei IDEOS S7 Slim [First & Exclusive!] 33 IMG 20110809 151839](https://yangcanggih.com/wp-content/uploads/2011/08/IMG_20110809_151839-1200x900.jpg)
Absennya fitur autofocus dan flash membuat hasil foto malam atau dalam kondisi kurang layar nampak kasar (grainy). Kontrasnya terasa berlebih, bahkan ketika foto outdoor di siang hari. Oh ya, Anda juga dapat menggunakan kamera depan dengan mengaturnya dari menu Pengaturan Kamera. Resolusi yang ditawarkan adalah maksimal VGA (beberapa sumber menyebutnya CIF).
Hasil videonya ternyata jauh lebih baik, selain didukung pula dengan pengaturan yang saya rasa sangat lengkap. Mulai dari yang standar macam efek warna, durasi (30 detik untuk MMS, 10 menit untuk diunggah ke YouTube, atau maksimal hingga 30 menit), White Balance, hingga kualitas video mulai dari D1, WVGA, VGA, CIF dan QCIF; Enkoder video (MPEG4 atau H264) dan Enkoder audio (AMRNB, QCELP, EVRC serta AAC). Gambarnya mampu tampil cukup smooth di ruangan bercahaya temaram sekalipun, sedankan kualitas audionya cukup jelas, jernih, serta dimainkan dalam 5.1ch surround. Cukup oke deh kalau dihubungkan ke HDTV via kabel HDMI-nya!
Kesimpulan
Dibanderol dengan harga Rp.2,888,000 membuat AHApad masuk dalam daftar rekomendasi saya untuk Anda yang mencari tablet alternatif dengan harga terjangkau keluaran vendor besar (meski berasal dari China) dan mutu yang baik. Apalagi bundling AHA dengan banyak bonus yang ditawarkan membuatnya sangat worth untuk dimiliki.
Sedangkan untuk daya tahan baterai, saya mengisi AHApad dari kapasitasnya 0% hingga penuh dapat bertahan selama seharian dengan pemakaian cukup sering untuk keperluan review.
Pros:
+ Layar 7″ kapasitif dengan multitouch dan grafis oke
+ User Interface yang segar & mudah digunakan
+ HiFi Speaker berkualitas baik
+ Desain keren (kecuali penampang depannya yang terlalu minimalis) dan ramping
+ Port HDMI
+ Baterai cukup awet
+ Gratis akses data dari AHA
+ Pilihan pengaturan lengkap pada kamera video
+ Hasil rekaman video baik
+ Akses internet relatif cepat & stabil
Cons:
– Tak disertakan handsfree, microSD dan kabel HDMI dalam paket penjualan
– Tak disertakan game HD
– Memori internal hanya sekitar 3.71GB (2.33GB + 1.38GB)