Quantcast
Mobile GadgetSmartphoneTips

Waspadai Bahaya Membeli Ponsel Bekas yang Masih Terikat Pinjaman Online

Pasar handphone bekas alias second selalu terlihat menggiurkan bagi konsumen yang ingin meminang produk impiannya dengan harga yang lebih murah. Tidak jarang, smartphone bekas yang dijual masih dalam kondisi yang amat baik bahkan bisa dibilang nyaris seperti baru.

Tapi jangan salah. Di era sekarang ini membeli smartphone bekas harus lebih berhati-hati. Menjamurnya aplikasi pinjaman online (terutama yang tidak resmi) dan kemudahan bertransaksi secara online merupakan dua hal yang saling berkaitan. Pasalnya, ada beberapa kasus konsumen membeli ponsel bekas yang ternyata masih terikat dengan cicilan dari pinjaman online alias belum lunas.

Apa risiko membeli handphone bekas yang masih terikat cicilan online?

iPhone 11 Pro 3

Tentunya membeli handphone bekas yang pernah digunakan untuk mengajukan pinjaman online punya risiko tersendiri. Apalagi untuk pinjaman online yang tidak resmi atau ilegal. Nantinya pada ponsel tersebut bisa saja selalu muncul notifikasi yang menyatakan si pemilik belum melunasi pembayaran cicilan. Bahkan tidak menutup kemungkinan, handphone akan diblokir!

Mengapa bisa demikian? Dihubungi oleh Yangcanggih.com pada Kamis (4/6), pengamat gadget sekaligus pendiri Gadtorade, Lucky Sebastian, menjelaskan bahwa biasanya seseorang yang mengajukan pinjaman online harus meng-install aplikasi pinjaman yang izin aksesnya ‘cukup mengerikan’, seperti bisa mengambil alih akses telepon dari kontak, SMS, kamera, lokasi, dan lain-lain.

Nantinya, aplikasi pinjaman online ini punya algoritma yang bisa mengakses kebiasaan kita untuk menentukan apakah sehari-hari si pengguna berada di daerah yang diakui sebagai alamat rumah. Selain itu, aplikasi tersebut juga bisa memantau SMS dan kontak agar nantinya bisa menentukan apakah si pengguna termasuk sebagai nasabah kategori yang aman atau tidak.

“Bisa juga cicilan handphone online ‘tidak resmi’ ini memanfaatkan fitur Find My Phone, jadi bisa menguncinya dan memberi notifikasi lewat cloud saat disadari sudah berpindah tangan sementara cicilan macet,” ujar pria yang akrab disapa kang Lucky ini.

Lucky menambahkan, jika aplikasi tersebut merupakan aplikasi standar kemungkinan bisa dihilangkan lewat Factory Reset. Namun jika aplikasinya memiliki kemampuan seperti Cerberus (aplikasi anti maling yang sangat suling untuk dihapus ketika sudah terpasang), ada kemungkinan tidak dapat hilang meski pengguna sudah melalukan Factory Reset.

Tips terhindar dari membeli handphone bekas yang masih terikat pinjaman online

ilustrasi e commerce
source: Pexels.com

Lalu, bagaimana cara agar konsumen bisa lebih aman ketika ingin membeli handphone bekas? Menurut Lucky Sebastian, cara paling mudah adalah dengan mengecek apakah di dalamnya ada aplikasi pinjaman online atau tidak. Kalau ada, coba hapus aplikasi tersebut dan lakukan Factory Reset.

Setelah itu, perhatikan apakah saat handphone menyala kembali (setelah di-reset) akan meminta pin lama atau email yang lama (dari pengguna sebelumnya) atau tidak. “Kalau iya berarti ada yang tidak beres,” kata Lucky.

Bagaimana jika sudah terlanjur membeli?

Membeli ponsel yang masih terikat dengan pinjaman online memang serba salah. Lucky menuturkan, akan lebih baik jika bisa mengembalikan perangkat tersebut kepada si penjual dan membatalkan transaksi. Namun kalau sulit, misalnya karena membeli secara online, mau tidak mau cara satu-satunya adalah melakukan flashing ulang, itupun jika memungkinkan.

Nah, itulah beberapa hal yang patut diperhatikan agar terhindar dari kerugian membeli ponsel yang masih terikat pinjaman online. Ada baiknya Anda selalu mencari handphone bekas di tempat-tempat yang terpercaya dan punya reputasi bagus. Pembelian secara online melalui e-commerce ternama juga tergolong cukup aman karena Anda bisa mengajukan komplain dan dana Anda akan ditangguhkan terlebih dahulu.

Simak juga video dari Yangcanggih di bawah ini untuk mengetahui tips dan trik lainnya yang bisa Anda terapkan sebelum meminang handphone bekas:

Back to top button