Quantcast
NewsTips

Mengenal Gejala Digital Amnesia Akibat Kecanduan Teknologi dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Dari anggota keluarga Anda, berapa orang yang nomor teleponnya Anda hafal di luar kepala? Jika cuma satu atau tidak ada sama sekali, kemungkinan Anda terkena gejala digital amnesia.

foto: npr.org
foto: npr.org

Memang kesannya tidak berbahaya, tetapi digital amnesia harus diakui cukup mempengaruhi kehidupan sosial seseorang. Dr Samir Parikh, mengungkapkan bahwa hanya setengah dari jumlah orang dewasa yang ada di belahan dunia ini yang hafal nomor telepon rumahnya.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Menurut ahli kejiwaan asal India tersebut, saat ini banyak orang yang lebih suka menggunakan jari-jarinya untuk ‘mengingat’ sesuatu dibandingkan menggunakan isi kepalanya. Bisa dibilang, kecanggihan sebuah perangkat teknologi seperti smartphone telah mengubah kebiasaan orang dalam menghafal nomor-nomor penting.

“Dengan ketergantungan yang semakin tinggi terhadap perangkat mobile dan media digital, kita cenderung kurang mengandalkan proses kognitif diri sendiri. Semua catatan, agenda, nomor kontak, hingga password, semuanya disimpan dalam perangkat elektronik,” tandas Parikh, seperti kami kutip dari IndiaTimes.

Lalu, apakah tanda-tanda digital amnesia yang diidap para pengguna perangkat teknologi? Berikut ini beberapa gejalanya seperti yang kami kutip dari berbagai sumber:

1. Menyimpan semua data-data penting di ponsel, laptop, dan perangkat teknologi lainnya. Lebih mengandalkan sebuah memori card dibandingkan memori yang ada pada diri sendiri: otak.

2. Lebih sering menghabiskan banyak waktu dengan perangkat teknologi dibandingkan ikut terlibat dalam suatu kegiatan secara langsung.

3. Mengasingkan diri secara sosial, hanya bergantung pada social media untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ketika bertemu secara langsung, justru merasa aneh dan canggung.

4. Terjadi penurunan produktivitas, seperti menumpuk banyak pekerjaan, melupakan banyak hal, karena hanya menggantungkan segalanya kepada perangkat teknologi, bukan ke sebuah hubungan yang nyata dalam bekerja sama.

5. Tidak sanggup membayangkan hidup tanpa perangkat teknologi seperti ponsel, laptop, tablet, dan koneksi Wi-Fi.

smartphone as living room pc mouse keyboard and remote
foto: htgh.com

Jika Anda sudah terindikasi memiliki gejala-gejala tersebut, sebaiknya mulai sekarang Anda yang harus mengendalikan teknologi bukan malah sebaliknya. Jangan biarkan teknologi justru membuat hidup Anda tambah stres. Berikut ini adalah solusinya:

1. Gunakan selalu internet hanya dalam kondisi untuk membantu pekerjaan dan membuat Anda update terhadap informasi terbaru. Tapi, jangan gunakan internet untuk menghabiskan waktu dengan mengunjungi konten-konten yang tidak penting.

2. Jangan pernah mengganti sebuah hubungan yang nyata dengan kehidupan digital. Seimbangkan hidup Anda antara bercakap-cakap di dunia maya dengan berinteraksi secara langsung seperti ngopi bareng, nonton bareng, dan sebagainya di tempat, waktu, dan ruang yang sama.

3. Asah kembali ingatan Anda dengan hal-hal ringan, misalnya mengingat tanggal ulang tahun orang-orang yang penting di hati Anda, mengingat nomor teleponnya, hingga mengingat apa yang harus Anda lakukan hari ini dan besok.

Jika cara-cara di atas Anda lakukan, hidup Anda pasti akan semakin berwarna. Anda tidak cuma canggih, tetapi juga nyata dan ada. Kemandirian dalam bersosialisasi tanpa perangkat canggih memang bukanlah hal yang mungkin, tetapi menikmati hidup tanpanya bukanlah sesuatu yang mustahil. Selamat hidup di dunia nyata!

Back to top button