Quantcast
Mobile GadgetReviewSmartphone

[Exclusive] Review: ZTE Fantasy N855D (Bundling Esia)

zte esia featured

Bakrie Telecom dengan Esia-nya kembali memercayai kami untuk melakukan review eksklusif produk terbaru mereka. Menggandeng ZTE, Esia kembali menghadirkan smartphone berbasis Android lewat seri N855D, yang masih mengadopsi sistem dua kartu CDMA (EVDO)-GSM seperti produk terakhir mereka, HTC Desire VC. Seri ini diberi nama ZTE Fantasy.

Ketika mencoba “Googling” seri ini, kami menemukan bahwa Fantasy sejatinya mulai dilepas ke pasaran sejak Mei lalu. Namun tak banyak situs selain yang berbahasa China yang membahasnya, sehingga cukup menarik rasanya untuk mengetahui lebih jauh performa smartphone yang dibanderol dengan harga promo tak sampai satu juta rupiah ini.

Desain
Dalam mereview suatu produk, kami beberapa kali melakukan “tes respons pasar” dengan memberikan produk tersebut kepada kerabat untuk mereka timang dan coba sesaat, lalu kami akan menanyakan berapa kira-kira harga produk tersebut.

Nah, kesan pertama kami saat menimang Fantasy adalah, bobot dan material yang dimiliki oleh seri ini menjauhkan kesan murah. Ketika kami meminta rekan jurnalis yang berpengalaman dalam melakukan review banyak smartphone untuk menaksir harga setelah beberapa saat memegangnya, ia menyebutkan angka Rp2.500.000 sebagai harga jualnya.

Artinya, secara tampilan maupun bobot, ZTE berhasil mendesain N855D sebagai smartphone menengah atas meski diperuntukkan untuk kelas menengah ke bawah. Lis alumunium di bagian sisi menegaskan hal itu, ditambah kontur timbul di bagian belakang yang mampu mengurangi rasa licin bagi tangan yang mudah berkeringat. Di bagian belakang ini pula terdapat kamera yang juga dikelilingi oleh lis, segaris lubang speaker dan bentuk sedikit menonjol di bagian bawahnya.

Secara angka, ukuran Fantasy adalah 122×66.5×11 mm dengan bobot 138 gram. Dimensi tersebut terasa mantap di genggaman meski agak terasa “menggelayut” jika kami mengantunginya di dalam celana bahan. Tombol daya berada di sisi atas bersama jack audio 3.5mm; tombol volume di sebelah kiri, port microUSB di sisi bawah berdekatan dengan ceruk pembuka case belakang. Sementara sisi kanannya polos, namun Anda tetap tidak dapat menjadikannya penyangga agar dapat berdiri.

Fitur
Sebagai media interaksi yang paling utama, bekal layar TFT 4 inci yang dibawa tergolong luas untuk smartphone sekelasnya, meski agak kami sayangkan resolusinya baru HVGA 480×320 piksel. Di China, seri ini sudah beredar luas sejak Mei lalu. Nampaknya wajar jika ketika masuk ke Indonesia 6 bulan kemudian, versi Gingerbread 2.3.6 yang diadopsinya terasa sangat lawas melihat Android kini sudah masuk ke 4.2 Jelly Bean.

Untunglah, ZTE memberikan personalisasi UI atau antarmuka sehingga kami tak merasa menggunakan ponsel jadul. Mulai dari konsep buka layar “long press to unlock” dengan efek lingkaran berputar dan berakhir dengan getaran yang menandakan kunci telah terbuka, ikon fitur dan aplikasi bawaan yang lebih segar, hingga berbagai widgets.

Selain itu, sentuhan segar juga dilakukan di sektor bar notifikasi di mana terdapat pintasan-pintasan ke berbagai fungsi yang terdiri dari 3 bagian/halaman. Uniknya, di ujung tiap halaman akan muncul warna biru yang mengindikasikan ada halaman berikutnya yang bisa diakses dengan menggeser bagian tersebut. Satu lagi, N855D juga memiliki lampu indikator LED di bagian kanan atas layar yang akan memberi tahu ketika baterai sedang diisi/penuh, atau saat ada pesan masuk.

Saat di-benchmark, layar Fantasy tercatat mampu membaca dan merespons 5 jari bersamaan. Performanya hampir tak ada masalah. Jikalau responsnya terasa lambat, ini karena kinerjanya yang sedang sibuk. Maklum, RAM yang dimiliki tergolong sangat kecil, hanya 181.3MP dengan total tersisa pada unit yang ada pada kami tak sampai 50MB.

Keyboard virtual di layar sangat nyaman digunakan baik dengan satu jempol dalam kondisi portrait maupun 2 jari dalam posisi lanskap. Saat membandingkannya dengan HTC Evo 3D; respons dan tingkat akurasi pada N855D tergolong tinggi sehingga kesalahan ketik sangat jarang terjadi, sementara pada Evo 3D versi ICS (upgrade via OTA), keyboard virtualnya lebih sering membuat kesalahan. Padahal sebelum diupgrade (masih Gingerbread) keluhan itu tak pernah kami alami.

Pada produk beta yang kami uji, belum terdapat fitur-fitur lokal tambahan dari esia. Namun pada versi penuh yang diluncurkan, hampir bisa dipastikan fitur & aplikasi tersebut hadir untuk melengkapi kehadirannya di tanah air. Sementara aplikasi maupun fitur bawaan pabrik antara lain Alarm, Backup & restore, FM Radio (membutuhkan handsfree untuk antena), Stopwacth dan TouchPal Keyboard. Fitur yang kami sebutkan terakhir memiliki banyak skin untuk mempercantik tampilan keyboard Anda.

Yang tak boleh ketinggalan tentu saja kemampuan membaca 2 kartu yakni CDMA+GSM sekaligus. Semua urusan jaringan data diserahkan ke CDMA dengan jaringan EVDO Rev.A dengan kecepatan hingga 3.1Mbps, yang tentu sudah didukung dengan baik oleh Esia. Sementara jaringan GSM hanya sampai di EDGE saja. Untuk pengidentifikasian log telepon maupun pesan (SMS), ditandai dengan simbol kecil “C” atau “G”.

Performa
ZTE N855D menggunakan prosesor ARMv7 dari Qualcomm dengan GPU Adreno 200. Benchmark menggunakan AnTuTu menghasilkan skor yang cukup “mengejutkan”, yakni 3030 dengan posisi masih di atas Samsung GALAXY S di urutan 12 dari 14 device. Sementara Quadrant mencatat poin 1331 dan menempatkannya di posisi buncit.

RAM kecil membuat kinerja multitasking Fantasy agak tersendat. Penasaran, kami langsung mencoba game berukuran besar, Dead Triger, untuk menguji kinerjanya. Hasilnya, meski aplikasi berhasil kami unduh dan instal, namun ketika akan memainkannya, sistem tak pernah berhasil menjalankan game stage pertama sekalipun karena kami langsung di bawa ke menu utama kembali.

fitur benchmark

Masuk ke multimedia, speaker di sisi belakang ponsel ternyata cukup kuat menyemburkan suara, baik ketika memainkan lagu maupun video. Tak ada pilihan penyeimbang suara maupun efek ketika memainkan lagu dan video. Namun berbanding terbalik dengan kamera, banyak fitur lanjutan yang disertakan seperti Exporsure (-2 sampai +2), ukuran (1MP-3MP), kualitas (Super Fine, Fine, Normal), Efek warna (mono, sepia, negatif), ISO (auto, 100, 200, 400, 800), Antibanding (auto, 50Hz, 60Hz), Saturation, Contrast serta Sharpness (Level 0-4).

Di sektor video, juga terdapat pilihan durasi perekaman (10, 20, 30 menit), Audio Encoder (AMRNB, AAC), Video Enconder (MPEG4, H263, H264), dan kualitas video (VGA, CIF, QVGA, QCIF). Hasil rekaman mikrofonnya saat kami set ke AAC tergolong cempreng saat diputar menggunakan video player bawaan. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihat galeri di bawah ini.

Foto
ZTE N855D indoor 0
ZTE N855D indoor 1 ZTE N855D indoor 3
ZTE N855D outdoor ZTE N855D outdoor 0

Video

Baterai 1650mAh sebenarnya tergolong standar. Namun grafis pemakaian dan penggunaan dapat Anda lihat dengan mudah di Setting/About Phone. Pada perangkat yang kami uji, penggunaan untuk review selama 8 jam 6 menit menyisakan energi sekitar 44%.

Banyak Bonus
Esia membundling ZTE Fantasy N855D dengan banyak bonus. Dalam jangka waktu 6 bulan, Anda berhak mendapatkan bonus data sebesar 3GB yang berlaku hingga 30 hari setelah mengisi ulang minimal Rp100.000 tidak berlaku kelipatan. Total bonus yang diberikan maksimal 6x sehingga mana yang lebih dahulu dicapai adalah yang berlaku. Ini sangat menarik karena meski nominal pengisian terlihat besar, bonus data 3GB yang diberikan tak bisa dikatakan sedikit. Sementara pulsa atau talk time Anda utuh dan dapat digunakan untuk keperluan lain seperti telepon atau SMS.

Namun perlu diperhatikan bahwa bonus tidak berlaku akumulasi sehingga saat mengisi ulang Rp100.000 padahal masih ada sisa bonus data, maka bonus Anda akan kembali 3GB. Untuk mengecek kuota bonus atau paket data Anda, silakan kirim pesan ke 242 dengan perintah STATUS.

Secara keseluruhan, apa yang dihadirkan Esia lewat ZTE Fantasy N855D cukup menjanjikan meski patut disayangkan adanya masalah OS yang masih menganut Gingerbread tanpa upgrade ke versi yang lebih tinggi. Dengan desain yang cukup elegan di kelasnya, serta dukungan data berkecepatan tinggi hingga 3.1Mbps plus bonus-bonusnya, nampaknya seri ini akan mampu memikat pengguna smartphone yang mencari Android dengan kemampuan Dual ON CDMA/GSM berharga terjangkau.

yang canggih:
(+) Desain cukup berkelas
(+) Personalisasi UI
(+) Dual ON CDMA/GSM
(+) Keyboard virtual sangat nyaman digunakan
(+) Banyak bonus data esia

yang kurang:
(-) Kamera tidak dapat digunakan tanpa microSD
(-) RAM kecil
(-) Android v.2.3 tanpa opsi upgrade

12 komentar

  1. Bagaimana cara menyiasati RAM yang terlalu kecil? Setelah instal aplikasi paling malas klo mendadak muncul ‘Insufficient storage memory’. Terima kasih

  2. unlock or lock….klo lock pa bisa d unlock ? frek untuk CDMA single ato double neh ? tuk GSM pa sudah HSDPA (+) / HSUPA 7,2 / 14,2 ???

    1. lock esia, sementara seperti sudah saya tulis pada artikel di atas, untuk GSM hanya sampai pada GPRS saja karena untuk data mengoptimalkan EVDO-nya esia.

        1. Sebagai modem belum coba. Tapi bisa sebagai router, tethering sampe 5 client. Tinggal diaktifkan Thetering mode-nya dan Wifinya.

    1. tak ada keterangan lebih lanjut sih mengenai hal ini. namun sebagai perkiraan, maximum 32GB class 6.

Back to top button