Samsung Galaxy Mini merupakan produk andalan Samsung untuk menembus kelas entry level pasar smartphone berbasis Android. Dengan harga di kisaran 1.6 juta rupiah, memang ini merupakan salah satu pilihan perangkat Android murah yang bukan buatan Cina. Jika asal negara bukan masalah, memang Android entry level buatan Cina tetap yang termurah, misalnya Nexian Journey yang secara spesifikasi bahkan lebih tinggi ketimbang Galaxy Mini, hanya saja minat terhadap smartphone ini sangat besar sehingga relatif sulit dicari di pasaran.
Sebenarnya ada perangkat Android lain di kisaran harga yang sama, yaitu LG Optimus ME, harga resminya adalah 1.55 juta rupiah. Saat promosi tanggal 26-27 Maret 2011, LG Optimus ME ini dibandrol hanya 999 ribu rupiah, mirip seperti Nexian Journey, namun hanya untuk 200 pembeli pertama.
Konsep & Desain
Seperti umumnya kotak smartphone saat ini, kotaknya kecil saja ukurannya.
Isinya juga minimalis:
- Handset
- MicroSD 2 GB dengan adapter ke SD
- 3 buah leaflet: quick start guide, petunjuk penggunaan, dan daftar tempat servis resmi
- 2 keping mini CD berisi aplikasi KIES
- Charger
- Handsfree
Hal yang menarik perhatian saya adalah tidak diberikannya kabel micro USB, membuat aplikasi KIES ini seperti percuma saja dipaketkan.
Bentuknya yang lumayan mungil membuatnya mudah digenggam oleh tangan. Layarnya berukuran 3.14″ diagonal, dengan resolusi QVGA alias 320 x 240, resolusi yang sama dengan Sony Ericsson X10 Mini Pro. Ada 3 tombol yang ada di bawah layar: menu, home dan back.
Di bagian bawahnya terlihat lubang mikrofon, dan di belakangnya terlihat lubang loudspeaker. Suara yang dihasilkan dari loudspeaker ini lumayan juga, hanya sedikit di bawah kualitas suara Sony Ericsson X10 Mini Pro.
Di bagian atas seperti biasa adalah lokasi speaker telinga, lalu colokan standar 3.5 mm untuk handsfree/headset, serta colokan micro USB dengan penutupnya.
Di bagian sisi kiri cuma ada tombol pengatur volume suara.
Di sisi kanan terdapat tombol power serta slot microSD, lengkap dengan penutupnya.
Tutup batere relatif mudah dibuka, dan Samsung Galaxy Mini ini dilengkapi dengan batere berkapasitas 1200 mAH.
[tab: TouchWiz UI]
Resolusi QVGA menurut saya pribadi termasuk pas-pasan untuk dipergunakan di Android. Saya yang telah menggunakan Sony Ericsson X10 Mini Pro sangat merasakan hal ini, pilihan aplikasi, terutama game, dibatasi akibat resolusi yang pas-pasan. Aplikasi yang tidak didesain untuk resolusi QVGA akan mengalami distorsi atau layar yang terpotong, sehingga tidak bisa dipergunakan dengan utuh.
Samsung Galaxy Mini menggunakan home screen buatan Samsung sendiri yang dinamakan TouchWiz, yang bisa dibilang memanfaatkan resolusi QVGA dengan baik. Secara default di dasar layar ada 4 buah icon yang selalu muncul, apakah sedang di home screen ataupun sedang menampilkan seluruh aplikasi.
Home screen bisa dimodifikasi baik melalui tombol menu ataupun dengan menekan layar agak lama. Home screen bisa dibuat hanya satu, dan bisa ditambah sampai maksimum 7 buah home screen yang bisa diisi dengan shortcut, folder maupun widget.
Notification screen dari TouchWiz UI juga mengalami penambahan fungsi ketimbang standar Froyo. Selain menampilkan notifikasi, dari layar ini bisa langsung mengatur WiFi, Bluetooth, GPS, Silent dan Auto rotation. Sebuah penambahan kecil yang membuat penggunaan Samsung Galaxy Mini terasa lebih praktis.
Walaupun resolusi layar cuma QVGA, Samsung berhasil membuat keyboard virtual QWERTY yang mudah dipergunakan dan hanya memakan setengah layar kurang dalam posisi portrait. Jika harus dicari kekurangannya, tampaknya hanya tombol spasi yang terlalu kecil.
Dalam posisi landscape, lebar tombol keyboard QWERTY menjadi sedikit lebih lega. Tombol spasi juga kini setidaknya sama lebarnya dengan tombol “.com”. Hanya saja dalam posisi landscape, keyboard virtual ini memakan lebih dari setengah layar.
[tab: Aplikasi Standar]
Aplikasi standar termasuk lumayan lengkap, mulai dari kamera, kalkulator, perekam suara, sampai dengan Quickoffice, walaupun cuma bisa untuk membuka berkas dokumen office, bukan untuk membuat baru. Peramban standar Froyo yang tersedia di Samsung Galaxy Mini tidak mendukung Flash dari Adobe, yang tampaknya lebih merupakan limitasi pada CPU 600 MHz-nya.
Akun standar yang tersedia seperti biasa adalah Google account dan Microsoft Exchange ActiveSync. Lalu ada 3 buah akun standar dari jejaring sosial Facebook, Twitter dan MySpace.
Samsung mengintegrasikan Contacts dengan SNS, Social Network Services (Layanan Jejaring Sosial) seperti Facebook, Twitter dan MySpace, dan melakukan sinkronisasi paling sering 3 jam sekali dan paling lambat sehari sekali. Hasil dari sinkronisasi ini akan ditampilkan pada kolom Activities pada Contacts, sehingga kita bisa melihat update status dari kontak kita pada Samsung Galaxy Mini tanpa perlu mengunduh terlebih dahulu klien Facebook, Twitter ataupun MySpace. Hanya saja memang status kontak kita ini paling sering akan diperbarui selama 3 jam sekali.
Hal lain yang menarik adalah perbedaan kecil antarmuka Gmail di Samsung Galaxy Mini ini ketimbang Gmail standar di Android lain. Jika pada Gmail standar untuk melihat label lain harus menekan tombol menu, pada Gmail Galaxy Mini ini tinggal menyentuh label di kiri atas layar, maka akan langsung muncul pilihan label yang ada. Perbedaan yang walaupun sepintas terlihat kecil ini, terasa sangat praktis karena mengurangi satu langkah menekan tombol menu.
Pada aplikasi Gallery, dia akan otomatis mengindeks isi dari MicroSD, dan juga akan menampilkan thumbnail foto dari akun Picasa maupun Buzz yang melekat pada akun Google yang dipergunakan. Foto ataupun video yang terindeks dalam Gallery bisa dibagi ke orang lain melalui Bluetooth, Gmail, MMS ataupun Picasa.
Performa & Kesimpulan
Walaupun hanya fixed focus, kamera 3.15 megapiksel dari Samsung Galaxy Mini ini mampu mengambil foto yang lumayan bagus, jauh lebih bagus ketimbang Acer Liquid Metal misalnya.
Hasil foto malam hari/low light juga tidak mengecewakan. Untuk harganya yang bisa dibilang kelas entry level, hasil foto Samsung Galaxy Mini termasuk bagus.
Video yang dihasilkan langsung dalam format MP4, dengan resolusi QVGA 15 fps. Seperti yang bisa dilihat sendiri, video yang dihasilkannya tidaklah terlalu bagus hasilnya, cenderung di bawah rata-rata.
Resolusi QVGA di layar yang relatif besar, 3.14″, membuat huruf terlihat kasar. Memang inilah konsekuensi resolusi kecil dari layar yang besar dan lega ini. Sebagai perbandingan, LG Optimus One yang memiliki layar sedikit lebih besar 3.2″ tidak mengalami problem yang sama karena memiliki resolusi dua kali lipatnya, yaitu HVGA alias 320 x 480.
Samsung Galaxy Mini terasa gegas saat dipergunakan dan jarang sekali tersendat, tidak seperti yang sering saya alami pada saat menggunakan Sony Ericsson X10 Mini Pro, padahal keduanya memiliki resolusi layar yang sama persis.
Satu hal lain yang dirasa mengganggu adalah slot micro USB yang terletak di dalam ceruk yang sempit. Karena kabel micro USB tidak disediakan di dalam paket Samsung Galaxy Mini, saya terpaksa menggunakan kabel micro USB yang saya dapatkan dari paket Nokia N97 Mini, dan ternyata ceruk sempit ini menghalangi kabel micro USB bisa masuk menancap seluruhnya, sehingga kabel mudah copot.
Satu hal yang berlaku pada umumnya pada perangkat Android adalah daya tahan batere yang pendek. Sangat jarang ada perangkat Android dengan batere standar mampu dipakai seharian, dan Galaxy Mini bukanlah perkecualian. Walaupun dengan resolusi QVGA dan dilengkapi batere 1200 mAH, dengan pemakaian percakapan setengah jam, berinternet selama 2 jam dan menggunakan SMS seperlunya, batere Galaxy Mini tidak bisa bertahan lebih dari satu hari satu malam; dari kondisi full charge di pagi hari, baterenya sudah kritis di sore hari.
Kelebihan:
- Samsung berhasil memaksimalkan TouchWiz UI pada resolusi QVGA; implementasinya terasa lebih baik ketimbang Sony Ericsson X10 Mini Pro
- Aplikasi standar lumayan lengkap dan sudah bisa mendukung pekerjaan normal sehari-hari
- Hasil foto baik siang hari maupun malam hari yang lumayan bagus
Kekurangan:
- Kabel micro USB tidak termasuk dalam paket
- Hasil video yang kurang bagus
- Resolusi QVGA pada layar 3.14″ membuat huruf terlihat kasar
- Slot micro USB yang terletak terlalu dalam membuat kabel USB gampang lepas
Dengan harga dan fiturnya, Samsung Galaxy Mini merupakan produk yang menarik bagi konsumen terutama kelas entry-level . Samsung juga berusaha mengkompensasi layar QVGA dengan TouchWiz dan aplikasi yang disesuaikan dengan layar resolusi rendah ini, bahkan bisa menampilkan keyboard virtual full QWERTY. Jika belum pernah memiliki perangkat Android sebelumnya, serta tidak terlalu mementingkan hasil rekaman video, Galaxy Mini merupakan pilihan yang cocok sebagai smartphone Android pertama Anda. Namun bagi yang pernah memiliki perangkat Android sebelumnya, perlu mempertimbangkan keterbatasan resolusi Galaxy Mini yang kurang tajam.