Mengungkap Formula Sukses Huawei Sebagai Vendor Ponsel Ketiga Dunia

Vendor ponsel asal China kini tengah kembali menjadi sorotan di industri ponsel tanah air. Pasalnya, kemunculan produk-produk ponsel asal China ini memang sangat fenomenal dengan kualitas yang semakin baik dan tidak lagi bisa dianggap remeh.

Huawei adalah salah satunya. Meski berangkat dari vendor ponsel yang populer dengan ponsel terjangkaunya di Indonesia, secara perlahan tapi pasti Huawei terus berusaha mempertahankan eksistensinya di pasar ponsel tanah air bahkan dunia. Salah satu cara yang ditempuhnya adalah dengan membuktikan diri lewat produk ponsel yang berkualitas dengan inovasi dan teknologi yang dimilikinya. Di Indonesia sendiri beragam produk Huawei seperti misalnya Huawei P8, P8 Lite, Mate7 hingga Huawei GR-Series yang baru saja diluncurkan cukup mendapat respon yang baik di pasaran.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, di seluruh dunia pun Huawei telah mampu unjuk gigi sebagai vendor ponsel yang terpercaya dan disukai oleh konsumen. Buah dari keberhasilannya ini telah dibuktikan dengan masuknya Huawei di posisi ketiga sebagai produsen ponsel terbesar di dunia berdasarkan data IDC Q12016.

Keberhasilan Huawei itu tidak lepas dari 3 kunci yaitu Focus, Persevere dan Breakthrough. 3 kunci keberhasilan dari Huawei ini pun tengah menjadi kampanye brand Huawei secara global untuk membuktikan komitmen Huawei sebagai perusahaan teknologi yang selalu fokus dan tekun untuk berinovasi menghadirkan terobosan-terobosan baru.

Di sela-sela kunjungan yangcanggih.com ke markas Huawei di Shenzhen, China, Huawei juga mengulas lebih jauh beragam strateginya atas pencapaiannya selama ini. Vice President Global Product Marketing Huawei, Clement Wong, mengungkapkan inovasi adalah DNA dari Huawei. Menurutnya, Huawei sangat fokus menghadirkan produk yang berkualitas kepada konsumen. Ini karena konsumen sekarang lebih cerdas karena produk berkualitas yang menawarkan teknologi serta inovasi kini lebih menjadi pertimbangan saat konsumen ingin mengambil keputusan memiliki sebuah produk.

Itulah sebabnya sebagai perusahaan teknologi yang haus akan inovasi, Huawei menggelontorkan anggaran yang sangat besar untuk Research and Development (R&D) agar bisa menghasilkan produk berkualitas yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen secara global.

Dalam 10 tahun terakhir Huawei berekspansi dan sudah menggelontorkan dana 37 milyar dollar AS untuk riset dan pengembangan serta membangun pusat R&D di beragam belahan dunia. Dana tersebut termasuk untuk mengembangkan beragam produk kelas konsumennya seperti smartphone, tablet, perangkat wearable, dan notebook.

Tidak heran, dengan nilai R&D yang tidak sedikit itu Huawei pun memiliki jumlah paten dalam dunia teknologi yang sangat banyak. Huawei juga tetap mendengarkan konsumennya dan selalu mencari tahu apa yang dibutuhkan konsumen. Ini menjadikan Huawei sangat terbuka dan tidak menutup diri dalam mengembangkan setiap produknya.

Sebagai contoh bisa terlihat dari produk Huawei P9 yang merupakan buah kerjasama Huawei dengan produsen kamera legendaris Leica. Smartphone yang ditujukan untuk para pecinta fotografi mobile tersebut telah laris terjual di sejumlah negara dengan mengandalkan kamera gandanya yang inovatif. Selain Leica, masih banyak produsen lain yang turut digandeng Huawei seperti misalnya ARM, Microsoft, harman/kardon, Audi, Swarovski, Intel, dan Google.

Untuk menyajikan produk ponsel yang berkualitas ke konsumen, Huawei pun membuktikan kepada awak media bagaimana Huawei melakukan pengujian setiap produk ponsel Huawei di lab miliknya. Sejumlah pengujian yang harus dilalui seperti misalnya dijatuhkan dari ketinggian 1.2 meter, tes tekanan, hingga tes ketahanan menghadapi suhu ekstrim menjadi rangkaian tes yang wajib dilalui setiap produk ponsel dari Huawei.

Selain itu, Huawei juga turut memperlihatkan beragam inovasi teknologi yang terus dikembangkannya di berbagai bidang. Seperti misalnya di industri jaringan dan infrastruktur telekomunikasi untuk menyongsong era 5G di masa depan, solusi server dan data center untuk menghadapi tren big data dan iot (internet of things) hingga ekosistem rumah pintar.