[First & Exclusive] Review: HTC Desire VC (Paket esia max-d)
YANGCANGGIH kembali mendapat kesempatan menjadi yang pertama untuk menguji produk smartphone ber-bundling esia/AHA. Kali ini operator CDMA milik Bakrie tersebut melakukan kerja sama dengan distributor resmi HTC di Indonesia, Sistech Kharisma, dalam meluncurkan HTC Desire VC yang dijual perdana hari ini (13/7). Desire VC merupakan smartphone Android Ice Cream Sandwich dengan 2 slot kartu CDMA+GSM.
Bundling ini seperti menegaskan bahwa “esia naik kelas” mengingat sejak awal kemunculannya, operator tersebut lebih concern dengan produk-produk kelas bawah yang menawarkan harga murah, baik dari segi perangkat maupun harga layanan. Karena itu, menarik untuk mengetahui lebih lanjut performa keduanya.
DESAIN
Kecil, ringan. Itu kesan yang saya rasakan saat memegang VC pertama kali. Bobot normal VC jika ditimang-timang seperti tanpa baterai berada di dalamnya, dengan hanya 119g saja. Namun bobot ringan tersebut sama sekali tidak menimbulkan kesan murahan, karena HTC tetap mempertahankan material dan sentuhan akhir berkelas meski menggunakan plastik sekalipun. Di sisi-sisinya yang memiliki ketebalan 9.5mm tersebut, VC juga dikelilingi oleh bagian yang lebih kokoh sebagai penopang.
Pada versi prototype yang saya dapatkan, terdapat perbedaan desain earpiece di atas layar 4 incinya dengan foto-foto yang banyak beredar di internet, yakni terdiri dari 11 lubang berjajar rapih. Di sisi bawahnya, 3 tombol sentuh sensitif dengan fungsi Back, Home dan Recent Apps Window sedikit membuat saya kagok terutama saat lampunya tidak menyala, karena smartphone Android yang saya gunakan umumnya meletakkan tombol Back (Kembali) di sisi paling kanan.
Seperti biasa, jack audio 3.5mm diletakkan di sisi kiri atas. Cukup strategis saat Anda ingin menancapkan headset atau handsfree dalam kondisi ponsel dikantungi. Sementara itu, tombol power yang sekaligus berfungsi sebagai pengunci layar ada di sisi kanan yang mudah dijangkau telunjuk saat digunakan oleh satu tangan.
Sama seperti kebanyakan smartphone HTC sebelumnya, port microUSB diletakkan di sisi kiri ponsel, sementara tombol volume ada di sisi kanan. Sisi bawah VC hanya diperuntukkan bagi ceruk kecil untuk membuka casing belakang VC, sehingga Anda tak akan menemukan tombol atau port apapun di sana.
Meski berada di belakang, HTC tetap mendesain sisi ini dengan cantik. Perpaduan bagian yang mengilap di ujung kiri atas, lensa kamera yang dikelilingi warna merah lengkap dengan flash, garis-garis timbul di bagian tengah tempat logo HTC berada, serta segaris lubang speaker di bawah, menjadikan sisi belakang VC unik dan berkelas. Terlihat bahwa sisi ini juga didesain secara serius untuk menunjang penampilan penggunanya.
FITUR
Saat dinyalakan pertama kali, layaknya seri Desire lainnya, VC akan memainkan nada pendek yang mengikuti logo HTC berwarna hijau dan beats audio berwarna merah di bawah welcome screen. Setelah itu, kita akan dibawa masuk ke lockscreen (layar kunci) yang menyuguhkan 4 shortcut default yang terdiri dari Phone, Mail, Message dan Camera. Jadi Anda bisa mengakses empat fungsi tesebut langsung dari lockscreen, hanya dengan menyentuh-tahan ikon tersebut ke lingkaran di bawah. Jika ingin masuk ke layar Home, cukup geser lingkaran tersebut ke atas.
Antarmuka pada VC menggunakan HTC Sense UI v4.0 dengan 5 halaman di layar Home yang dapat dikostumisasi dengan sekitar 40 buah widget yang tersedia. Tersedia 3 skin bawaan serta 23 wallpaper biasa, tanpa Live Wallpaper. Dengan HTC Sense UI v4.0 ini, pengaturan berbagai hal seperti mengganti wallpaper dan nada dering dapat dilakukan lebih cepat dan lebih mudah.
Fitur dua kartu pada VC memiliki karakterisasi seperti ini: slot pertama diperuntukkan bagi UIM (CDMA) dengan Dual Band 800/1900 yang bisa dipakai untuk mengakses internet EVDO Rev.A (3.1Mbps), sementara slot kedua untuk GSM dengan Triband 900/1800/1900 saja tanpa 3G. Ini berarti koneksi Internet akan lebih cepat jika berjalan di jaringan CDMA.
Tombol Recent Apps pada HTC memiliki fungsi ganda: sentuh-tahan untuk melihat opsi yang tersedia pada suatu halaman, aplikasi misalnya. Ketika saya masuk ke menu utama, dengan menyentuh-tahan tombol tersebut, akan keluar opsi Sort, Share, Manage Apps dan Edit Tabs yang juga bisa diakses dari opsi Menu di kanan atas. Mengingat VC sudah menggunakan Android versi 4.0 atau ICS, berbagi aplikasi yang telah Anda unduh ke perangkat lain via Bluetooth, email, Dropbox hingga Facebook dapat dilakukan dengan mudah.
Ngomong-ngomong soal Dropbox, saat dinyalakan pertama kali, Anda akan diminta untuk membuat akun atau login ke fitur penyimpanan awan tersebut. Maklum, HTC sudah memberikan jatah penyimpanan gratis untuk Anda yang bisa digunakan hingga periode tertentu.
Aplikasi bawaan lain yang saya uji adalah HTC Car. Dengan aplikasi ini, tampilan VC akan berubah menjadi lebih ringkas ketika dijepitkan di dashboard mobil. Fitur yang bisa diakses dari modus ini adalah Phone, HTC Location, Music dan Internet Radio, serta informasi jam, tanggal, lokasi, cuaca hingga suhu. Ada juga Flashlight yang akan mengubah fungsi lampu kilat di belakang menjadi senter dengan 3 level intensitas cahaya. Namun Anda tidak dapat menggunakannya ketika sedang menggunakan beberapa fitur; tethering atau Wi-Fi Hotspot misalnya.
Satu-satunya game klasik bawaan HTC adalah Teeter, selebihnya Anda harus menginstal sendiri. Sedangkan HTC Hub merupakan fitur yang mirip dengan Samsung Apps, yakni semacam “toko” khusus yang menyediakan berbagai macam aplikasi, tema, wallpaper dan nada dering untuk VC Anda. Sementara itu, aplikasi 7 Digital bisa Anda gunakan untuk mendapatkan berbagai konten multimedia – meski kemungkinan besar aplikasi ini hilang pada versi rilisnya, digantikan oleh aplikasi lokal dari esia.
PERFORMA
Kinerja Desire VC dipercayakan pada prosesor single core dengan chipset Qualcomm MSM7227A Snapdragon Cortex-A5 1GHz. Hasil benchmark dengan beberapa aplikasi dari Google Play tidak begitu menggembirakan. Quadrant memberikan total poin 1759 saja yang menempatkan VC di posisi ke-8 dari 9 device, sementara AnTuTu menempatkannya di posisi ke-9 dari 10 perangkat dengan poin 2743.
Untuk keandalan membuka berbagai konten di situs web, Vellamo mencatat poin 728 yang menempatkan Desire VC persis di tengah dari puluhan device yang ada di daftar. Pokoknya, hasil benchmarking smartphone ini cukup mengecewakan deh! Namun sebelum cepat-cepat menghakimi, perlu diingat bahwa device yang saya uji bukan versi rilis, sehingga perbedaan performa sangat mungkin terjadi.
Benchmark layar Desire VC mendapatkan angka 4 poin multisentuh yang dapat dibaca dan direspons secara bersamaan, agak unik mengingat kebanyakan device lain berada di bilangan 2 dan 5 jari, atau 10 untuk tablet. Namun selama penggunaan, respons perintah yang diberikan oleh VC tidak mengecewakan, kok. Termasuk kenyamanan saat mengetik di keyboard virtualnya.
Sensor cahaya yang terdapat di atas layar membuat beberapa fitur dapat berjalan dengan baik. Selain kecerahan otomatis, fungsi nyala otomatis ketika kita dalam modus telepon dan menjauhkan ponsel dari telinga (untuk mengakhiri panggilan, misalnya) juga dapat Anda temukan.
Tak afdol rasanya jika kita tidak membahas performa dua kartunya. Seperti telah disinggung sebelumnya, VC menganut konsep CDMA/GSM dengan penekanan lebih pada jaringan CDMA. Interface pengelompokkan pesan dan daftar panggilan mudah digunakan. Begitu juga untuk memilih kartu yang digunakan untuk menelpon. Setelah menekan nomor, cukup sentuh tombol CDMA atau GSM di bawah keypad untuk mulai menelepon.
Masuk ke multimedia, VC mendapat “berkah” dari akuisisi mayoritas saham beats audio by dr.dre karena ikut kecipratan teknologi peningkat performa kualitas suara tersebut. Hasilnya, cukup menggembirakan. Meski hanya dapat diidentifikasi ketika menggunakan earphone/handsfree/headset, perbedaan antara menggunakan atau tidak sangat kentara, di mana beats audio membuat kualitas suara dari berbagai genre musik lebih “nendang”. Di sisi lain, speaker eksternalnya juga mantap, kok! Sayangnya, antarmuka pemutar musik sedikit “membingungkan” untuk penggunaan awal.
Beralih ke kamera, dengan resolusi 5MP yang diberikan VC, Anda hanya dapat merekam video maksimal dengan resolusi widescreen 800×480 piksel. Yang menarik adalah kemampuan multitaskingnya: Anda tetap dapat mendengarkan lagu saat menggunakan kamera! Namun, fitur foto bersamaan dengan rekam video seperti yang bisa kita temukan di One X tidak tersedia di VC. Untuk hasil foto di berbagai kondisi bisa Anda lihat berikut ini.
Foto
Performa secara keseluruhan VC tergolong memuaskan – sekali lagi agak berbeda dengan hasil benchmark yang didapat. Menjelajah dunia maya menggunakan esia dengan EVDO Rev.A yang dimilikinya juga terasa maksimal; kecuali saat saya memfungsikan perangkat sebagai hotspot Wi-Fi. Saat saya mencoba melakukan tethering di Food Court Senayan City Jakarta, sinyal 3G (EVDO) yang didapat cukup baik, namun sering kali hilang menjadi 1X saja. Keluhan ini tergolong minor dan tidak akan mengganggu bagi sebagian pengguna.
KESIMPULAN
HTC Desire VC menjadi satu solusi yang langka bagi Anda yang membutuhkan smarpthone dual-ON CDMA+GSM dari sebuah brand ternama. Bahkan Samsung yang telah mengeluarkan smartphone Android CDMA-nya juga belum mengeluarkan satu modelpun yang telah mendukung CDMA+GSM. VC seperti menjadi jawaban untuk masalah yang mungkin hanya dimiliki pengguna ponsel di segelintir negara yang kebetulan memiliki dua jaringan tersebut. Dengan konsepnya ini, saya merasa bahwa Indonesia merupakan salah satu target utama HTC saat merancang Desire VC ini.
Dengan harga cukup terjangkau (Rp 2.999.000) yang sudah meliputi paket data 12GB untuk 1 tahun, HTC Desire VC bisa menjadi alternatif yang menarik di tengah maraknya ponsel Android. Keunggulan utamanya terletak pada konsepnya sebagai smartphone Android dengan dukungan CDMA dan GSM. Dipadukan dengan deretan fitur yang menarik dan kinerja yang cukup baik, seperti HTC Desire VC dengan paket esia max-d layak dilirik Anda yang membutuhkan ponsel CDMA+GSM berkemampuan handal dan tidak mahal.
Pros:
(+) Desain menawan
(+) Harga menarik
(+) Kualitas audio di atas rata-rata
(+) Kamera 5MP + flash
(+) Satu-satunya smartphone Android Dual ON CDMA-GSM di Indonesia untuk saat ini
(+) Multitasking antara pemutar lagu & kamera
(+) Akses data EVDO Rev.A yang cepat
Cons:
(-) Masalah jaringan saat tethering perangkat
(-) Kecepatan data kartu GSM terbatas
Kalau menonaktifkan paket data GSM saja bisa gak yah?
mau tanya tentang tethering dong, beli dimana ya?
terima kasih.
katanya udah ada GPSnya ya?
GPS Built-in (pake Satelit) ato cuma A-GPS (pake BTS)?
aplikasi GPSnya, apa kah?
Kameranya udah Auto Focus ato belum ya?
ada Tombol Shutter-nya ndak?
terima kasih..
1.sudah, via satelit.
2.produk yang saya uji masih prototipe. produk rilisnya pasti membawa aplikasi yang berbeda sehingga saya tidak bisa menjawab secara pasti. biasanya HTC memiliki Premium Navigation.
3.sudah autofocus.
4.tidak memiliki tombol shutter fisik.
terima kasih kembali.
pada HTC Desire VC ini, mengatur focus pake tombol shutter non fisik-nya, susah ndak ya?
soalnya, biasanya, tombol shutter non fisik sulit untuk dikendalikan (sulit untuk menekan setengah, untuk mencari fokus).
maksud hati press the button dengan maksud menekan setengah untuk mencari fokus, yang ada malah dianggap langsung take foto..
terima kasih.
mau tanya..
Music player nya ada pilihan equalizer nya gak? Atau cuma pilihan enable beats audio dan disable beats audio?
tidak ada. hanya pilihan enable/disable beats audio saja.
gan, tau gak gmana cara ganti ke live wallpaper, kyknya ga ada menunya tuh di VC??
wah, betul. LW salah satu kekurangan VC nih. coba saja unduh LW di Play Store, lalu gunakan. saya kebetulan saat itu belum sempat mencobanya.
Dpt barang dr mana gan?
Emang mulai ada d pasaran kpn? Ane call tmn d roxy kok blm da brangnya..
@yas
Jika berdomisili di Jakarta, bisa didapatkan di Pazia Plasa Senayan, Toko PDA Taman ANggrek, dan gerai Esia di Wisma Bakrie. Semoga membantu.
sekedar melengkapi, Desire VC mulai dijual hari ini dan bisa didapatkan di beberapa gerai esia besar di Pulau Jawa. di Roxi, Anda bisa mengunjungi gerai esia di sana untuk mendapatkannya.
Kalo di jawa tengah dan DIY sudah adakah?
Kalo di surakarta?
kemungkinan sudah, coba ke gerai esia besar terdekat ya… :)