Ketika Facebook meluncurkan Messenger Kids, aplikasi chat yang ditujukan untuk anak-anak umur 6 hingga 12 tahun pada Februari lalu, begitu banyak penolakan dan kontroversi yang menyertainya. Meskipun aplikasi chat tersebut dijamin aman oleh Facebook, karena semua featurenya memang dibentuk untuk anak-anak, tetapi sebanyak lebih dari 100 ahli pertumbuhan anak, grup penasehat kesehatan, pendidik, bahkan orang tua meminta aplikasi tersebut ditutup. Untuk menjawab kecemasan yang dimiliki oleh semua pihak tersebut, Facebook memberikan kendali lebih untuk orang tua, dalam bentuk Sleep Mode.
Melalui Sleep Mode tersebut, orang tua diberikan kendali guna mengatur jadwal untuk kapan Messenger Kids ‘tertidur’. Ketika itu, semua fungsi dari Messenger Kids tidak dapat digunakan, seperti tidak munculnya pesan Notification, tidak dapat menggunakan kamera di apps, dan tidak dapat menerima serta mengirim pesan. Bila anak membandel dan membuka aplikasi Messenger Kids, mereka hanya dapat menemukan pesan bahwa saat itu sedang Sleep Mode.
Adanya Sleep Mode tersebut membuat orang tua dapat lebih mudah memonitor aktivitas online anak mereka di Messenger Kids. Apalagi apps tersebut memang memiliki banyak feature yang bisa membuat anak lupa waktu, seperti filter mask yang mengubah muka yang tampil di video chat menjadi muka yang lucu, emoji, dan beragam efek suara. Anak juga dapat menggunakan beragam GIF, bingkai, stiker, dan alat menggambar untuk menampilkan kreativitas mereka.
Messenger Kids juga aman untuk anak, karena semua kontak yang dapat ditampilkan di sana harus mendapatkan izin orang tua terlebih dahulu. Selain itu, anak juga tidak perlu memiliki akun di Facebook untuk bisa menggunakan apps tersebut. Melihat begitu banyaknya kasus yang mengancam keselamatan anak di dunia Internet belakangan ini, Messenger Kids menjadi salah satu aplikasi aman untuk anak. Sayangnya, saat ini Messenger Kids masih belum bisa diunduh secara resmi di Play Store Indonesia.