Yang namanya social media sudah pasti jadi ajang pamer apapun. Tapi, di antara aksi pamer yang sering dilakukan pengguna social media adalah sesuatu yang berbau kemewahan seperti traveling, belanja, dan kuliner. Anda pernah merasa iri karenanya?
Jika iya, lebih baik dihentikan dari sekarang. Pasalnya, kebahagiaan adalah hal yang subjektif. Setiap orang sudah punya takaran rezekinya masing-masing yang tidak perlu dibanding-bandingkan, apalagi jika referensinya hanya melalui postingan di social media.
Ketika Anda merasa ‘kecil’ karena postingan bahagia teman-teman Anda, sebaiknya simak alasan kenapa Anda harus menghentikannya sekarang juga di bawah ini:
1. Tidak semua sesi kehidupan diposting
Social media semacam showcase pencitraan akan seseorang, terutama bagi mereka yang tidak ingin dirinya terlihat payah, lemah, dan susah. Di saat berada dalam kondisi-kondisi tersebut, mereka lebih suka bungkam. Karena pada dasarnya social media adalah sarana agar orang lebih dihargai dan membuat orang lain cemburu.
Percayalah, mereka belum tentu lebih bahagia dari Anda, karena tidak semua sesi kehidupannya diposting secara gamblang di social media. Anda harus kembali kepada teori roda kehidupan: terkadang di atas, terkadang di bawah. Itulah hidup yang sesungguhnya bukan sesuatu yang terlihat sempurna di social media.
2. Pencapaian kebahagiaan tidak semudah itu
Jika merasa iri dengan kesuksesan teman Anda yang begitu mudahnya mendapatkan mobil terbaru dan rumah mewah, yakinlah bahwa dia mendapatkannya tidak semudah itu. Apalagi jika Anda mengenalnya dia sebagai orang yang sebenarnya bukan siapa-siapa.
Tidak ada manusia yang hidup sedemikian sempurnanya, apalagi melibatkan kemewahan. Semua itu butuh usaha, kegigihan, dan semangat. Jika Anda ingin setara dengan kemewahan yang teman Anda miliki, sebaiknya tiru cara dia mencapainya.
3. Mereka tidak punya banyak waktu berbahagia
foto: wallstreetinsanity.comAda sebagian dari orang-orang di sekitar kita yang meyakini bahwa kebahagiaan adalah hal yang langka. Jadi begitu mendapatkannya, dia akan menyiarkan ke segala penjuru dunia agar semua orang tahu.
Ketika dia dengan senangnya berselfie ria di atas Monas dengan caption penuh kebahagiaan, kemungkinan itu adalah pertama kalinya dia menginjakkan kakinya di sana. Entah karena rezeki atau waktu yang memungkinkan baginya ke sana dan berbahagia, tapi itulah ekspresi kebahagiaan yang bisa saja sulit didapatkan. Sementara Anda, mungkin bisa saja sekarang juga langsung ke sana.
4. Tidak semudah memasak mie instan
Pernah merasa iri dengan bentuk tubuh teman Anda yang selau diposting setiap hari di social media? Hampir sama seperti poin ke-2 di atas, tidak ada pencapaian kebahagiaan yang semudah itu. Begitupun dengan fisik yang dimilikinya, tidak seintan memasak mie instan.
Percayalah, teman Anda tersebut menghabiskan banyak waktu untuk berlatih, berkeringat, dan membuang tenaga untuk membentuk tubuhnya. Daripada merasa iri dan kecil hati, lebih baik Anda menghubungi dia dan rencanakan untuk mulai berlatih bersama.
5. Bahagia itu sederhana
foto: dailychina.comSeperti yang sudah kami jelaskan di atas, kebahagiaan adalah hal yang subjektif. Anda bisa berbahagia dengan cara Anda sendiri, bukan cara orang lain. Ketika makan pizza dianggap sesuatu yang mewah, ada orang lain yang menganggap makan tempe adalah sebuah berkah. Ini hanyalah sudut pandang dari tingkat kesyukuran seseorang.
Cobalah sesekali Anda tidak perlu melakukan sesuatu seharian di kamar, hanya menonton film-film favorit koleksi Anda, dan ditemani dengan sedikit cemilan. Anda juga bisa mencoba memasak sesuatu untuk disajikan ke keluarga atau teman Anda dan makan bersama sekaligus berbagi cerita.
Memang hal ini tidak istimewa dan terbilang sederhana, tapi di luar sana banyak orang-orang yang tidak sanggup melakukannya karena tekanan hidup yang berbeda. Syukurilah apa yang Anda miliki sekarang karena itulah sumber kebahagiaan Anda sebenarnya.