Review LG G2 Mini
Sesuatu yang berbau “mini” biasanya banyak digemari orang. Rok mini, mobil mini, miniatur, hingga sebuah smartphone seperti LG G2 versi mini berikut.
Jika dibandingkan dengan produk telepon genggam beberapa tahun lalu, definisi “mini” biasanya merujuk pada desainnya yang kecil alias imut-imut. Panasonic misalnya di era tahun 2004-2005 pernah menggandeng Dian Sastrowardoyo sebagai ikon mereka memasarkan ponsel mini berseri GD, dengan ukuran yang muat dimasukkan ke dalam saku kecil tambahan di celana atau rok mini jeans Anda.
Namun saat ini, kata “mini” bisa merujuk pada seri tambahan smartphone yang tak hanya dipangkas ukurannya dari seri utama, namun juga spesifikasinya. Seperti LG seri G2 versi mini yang akan kami bahas kali ini, merupakan versi “ringkas” dari smartphone premium dengan harga yang juga jauh lebih terjangkau. Lalu seperti apa fitur dan performanya?
Desain
Tentu saja sebagai “adik kandung”, si mini mengikuti desain sang kakak serta saudaranya dari seri yang lain macam G Pro 2, namun dengan ukuran layar dan bodi lebih kecil. Jika G2 memberikan Anda layar seluas 5.2 inci, yang nampak sangat lega berkat tepi layarnya yang tipis, maka LG menyusutkannya 0.5 inci lebih kecil; 4.7 inci. Namun untuk soal kekuatan layar, mini mempertahankan kaca Corning Gorilla Glass 2.
Mini juga mengadopsi sistem tombol daya dan volume di bawah kamera utama. Namun jika penutup belakangnya yang bertekstur titik-titik kesat Anda buka, terlihatlah dua slot kartu SIM jenis mikro yang bisa Anda selipkan, plus slot microSD yang absen di G2. Yang paling mencolok adalah baterai G2 mini yang dapat dilepas-pasang meski jenis dan kapasitasnya berbeda dengan G2. Menariknya, Anda tak perlu melepas baterai untuk memasukkan kartu SIM maupun microSD; karena semuanya bersifat hot swap.
Speaker stereo yang terletak di sisi bawah tentu merupakan kabar baik bagi Anda yang tidak suka mendengarkan musik atau menonton video menggunakan earphone. Sementara sensor infra merah di sisi atas menjadikan G2 dapat berfungsi sebagai remote berbagai perangkat di rumah.
Secara keseluruhan desain, meski sisi samping G2 mini tidak setipis kakaknya, namun ketika secara kebiasaan jemari Anda tak menemukan tombol apapun di sisi tersebut, maka telunjuk Anda akan dengan mudah menggapai ketiga tombol di belakang. Hal ini disebabkan ukuran layar dan bodi G2 mini yang ramping, tak selebar G2 atau G Pro 2.
Fitur
LG telah membekali G2 mini dengan OS Android terbaru v4.4 KitKat. Namun tampilan antarmukanya secara umum amat mirip dengan smartphone menengah ke atas LG lainnya. Dan seperti telah kami sebutkan sebelumnya, beberapa fitur yang dibawa di G2 juga ada di sini, namun dengan beberapa “penyesuaian”.
Misalnya saja QuickRemote, yang akan menggantikan fungsi remote control berbagai peralatan elektronik di rumah Anda. Di G2 mini, peralatan yang dapat dipasangkan menjadi sebatas TV, pemutar DVD dan Blu-ray saja. Tak ada lagi proyektor atau pendingin udara alias AC, yang menurut kami lebih sering digunakan. Namun setidaknya Anda tetap dapat mengganti efek layar mati yakni Retro TV, Black Hole atau Fade Out. Juga fontasi atau jenis tulisan meliputi Roboto, SmartGothic, Travel, Purewhite dan Serif. Anda bisa menambahkannya jika dirasa kurang melalui LG Smart World.
Tombol bersimbol tukar kartu di deretan tombol Opsi, Rumah dan Kembali akan memudahkan Anda mengakses layar manajemen kartu SIM. Di layar tersebut, Anda bisa mengaktifkan sekaligus menonaktifkan kartu beserta layanan data, mengganti ikon masing-masing kartu SIM, melakukan personalisasi tema tiap SIM, mengaktifkan Cost Save Mode untuk mengirit pulsa, serta mengeset roaming data.
Untuk mencadangkan berbagai data di dalamnya, Anda bisa menggunakan LG Backup. Tinggal pilih file mana saja yang ingin dicadangkan, atau atur pencadangan terjadwal (scheduled backup) dan restore data. Lumayan untuk mengantisipasi jika ada yang iseng menghapus foto favorit atau file kerja penting Anda.
Beberapa fitur unggulan LG yang hadir di G2 mini antara lain Knock Mode. Anda bisa mengetuk 2 hingga 8 pola ketukan yang bisa diatur untuk masuk ke layar utama, sehingga hanya Anda yang bisa mengakses berbagai data dan aplikasi di dalamnya. Jika ingin berbagi pakai, aktifkan saja Guest Mode dengan dua pola penguncian yang berbuka: satu khusus Anda dan yang lain untuk teman dan kerabat yang hendak meminjam.
Fitur Plug & Pop akan aktif saat Anda mencolokkan earphone di jack audio G2 mini. Aplikasi yang berhubungan dengan audio video akan muncul di layar atas sehingga mempermudah dan mempercepat Anda dalam mengaksesnya.
Performa
Prosesor berkecepatan 1.2GHz dengan empat inti dari Qualcomm mampu menjalankan berbagai perintah dengan baik dan responsif. Ketajaman layarnya juga tergolong oke di luar rung saat Anda mengesetnya ke 100% (tak ada sensor cahaya sehingga Anda tak bisa mengesetnya ke otomatis).
Kameranya meski “masih” bermain di angka 8MP (belakang) dan 1.3MP (depan), namun sudah didukung oleh lampu kilat serta multi-point AF yang mampu mengambil gambar dengan 9 titik tajam. Mode yang tersedia selain normal antara lain Dynamic Tone alias HDR, Panorama, Continuous Shot, Beauty Shot, Sports dan Time Catch Shot yang akan mengambil beberapa gambar secara cepat untuk Anda pilih mana yang akan disimpan.
Sementara di sektor video, resolusi FHD bisa Anda hasilkan dengan kecepatan 30fps. Saat merekam, Anda bisa menggunakan tombol volume di belakang untuk mulai atau berhenti merekam, serta melakukan pembesaran digital, tergantung dari pengaturan Anda. Hasil foto dan video G2 mini bisa Anda lihat pada galeri di bawah ini.
Foto
Video
Quadrant menempatkan G2 mini di pemuncak dengan skor 8665, namun pembandingnya masih agak “lawas” seperti HTC One X di posisi dua, bahkan LG Optimus 2X. Sebagai pembanding, AnTuTu X justru memberi poin 15975 (Good Job) sehingga posisinya berada di posisi buncit, jauh di bawah seniornya LG G2. Sementara rangkaian uji Vellamo mencatatkan poin 660 untuk Metal (peringkat kedua dari bawah), 1187 untuk Multicore (posisi kelima di bawah Samsung GALAXY S4) dan 1641 untuk Internet Browser (dari tiga pembanding; Samsung GALAXY S3 dan Motorola Droid RAZR i).
Dengan beberapa hasil di atas, bisa dikatakan performa G2 mini tidak terlalu impresif. Meski saat menyaksikan video berdefinisi tinggi atau memainkan game tidak ditemukan masalah berarti, namun Anda yang haus akan performa dari sebuah smartphone mungkin tak mendapatkan pengalaman yang maksimal. Untunglah baterainya yang berkapasitas 2440 mAh cukup awet dan tidak membuat bodi belakang terlampau panas saat digunakan terus menerus. Dari pengujian, G2 mini dapat digunakan hingga seharian untuk penggunaan normal (terhubung ke Internet dan mengakses jaringan sosial secara berkala, bermain game sekitar 30 menit, serta menelpon dan chatting). Jadi untuk pengguna rata-rata, baterai G2 mini sudah cukup memadai.
Kesimpulan
LG G2 mini kami rasa lebih tepat dikelompokkan sebagai ponsel “fashion” berkat desainnya yang manis, ber-bezel dan bodi tipis, serta tombol unik di belakang. Harga tiga jutaan yang ditawarkan oleh vendor asal Korea Selatan ini juga tak terasa kemahalan, sehingga bisa menjadi alternatif bagi Anda dalam mencari smartphone Android yang bisa tampil beda.
Yang Canggih
(+) Bezel (pinggiran layar) tipis
(+) Desain menarik, tipis dan ringan
(+) Fitur-fitur unik yang jarang ditemukan di merek lain
(+) Speaker stereo, terletak di sisi bawah (bukan belakang)
Yang kurang
(-) Tombol daya mudah tertekan dan aktif sendiri
(-) Performa standar
Layar;”IPS 4.7 inci 540 x 960 piksel, ~234 ppi”
Sistem Operasi;Android v4.4.2 KitKat
Prosesor;”Qualcomm MSM8226 Snapdragron 400, Quad-core 1.2GHz Cortex A7″
Memori;”internal 8GB, RAM 1GB, eksternal microSD”
Kamera;”8MP video Full HD, kamera depan 1.3MP video HD”
Baterai;Li-ion 2440mAh
Dimensi;”129.6 x 66 x 9.8mm”
Bobot;121 gram[/table]