Quantcast
KolomMobile Gadget

[Editorial] Menyambut Raja Smartphone Baru

Innovate or die.

Itulah hukum yang berlaku di dunia teknologi, termasuk dunia telekomunikasi. Pertumbuhan ponsel pintar atau akrab disebut smartphone yang sangat pesat hanya mungkin terjadi bila ada inovasi yang relevan dengan kebutuhan konsumen. Keperkasaan smarpthone juga dapat dilihat dengan jelas pada angka-angka penjualan kwartal pertama tahun 2011 yang fantastis. Penjualan smartphone di Asia pada bulan Januari sampai Maret 2011 meningkat tajam sampai 30 persen atau sekitar 800.000 unit lebih banyak dibandingkan tahun yang lalu. Data dari AC Nielsen juga menunjukkan bahwa 51% konsumen di Indonesia yang belum memiliki smartphone ingin membeli smartphone dalam waktu 12 bulan ke depan. Jadi potensi perkembangan smartphone di tanah air masih sangat besar.

Data tersebut di atas cukup valid untuk menunjukkan ketertarikan konsumen pada produk pintar ini. Namun, kembali ke pertanyaan di atas. Siapa yang akan menjadi raja smartphone, khususnya di Indonesia?

BlackBerry

Popularitas BlackBerry di Indonesia boleh dibilang cukup fenomenal dan mengagumkan. Paket BlackBerry Internet Service yang amat terjangkau juga membantu suburnya pertumbuhan komunitas pengguna smartphone yang awalnya dirancang untuk kebutuhan korporat ini. Tapi ada beberapa indikasi keperkasaan BlackBerry akan memudar, seperti produk mendatang yang kurang greget dan lama hadir di pasar, Playbook yang terasa kurang terpoles, laporan keuangan di bawah ekspektasi, penurunan tajam harga saham RIM, serta minimnya aplikasi di BlackBerry App World. Tapi ancaman yang paling berbahaya hadir dalam wujud platform kompetitor seperti Android dan iOS.

Opini: Meskipun sedang terdesak, RIM sepertinya masih akan bertahan dengan mengandalkan layanan push email dan BlackBerry Messenger. Namun dua senjata andalan RIM ini juga bukan tanpa pesaing, meningat semua platform smartphone kini telah memiliki solusi push email ditambah munculnya solusi chat antar platform seperti iMessage dan WhatsApp. Untuk mengatasinya, RIM harus menciptakan inovasi yang dapat menyaingi platform lain, terutama iOS dan Android.

Symbian

Dari sisi total jumlah pengguna, platform besutan Nokia ini memang masih nomor satu. Untuk sementara, dan ini tidak mengherankan mengingat inilah salah platform smartphone generasi pertama yang masih bertahan. Pengumuman mengenai peralihan portofolio smartphone Nokia dari Symbian ke Windows Phone akan memberi pengaruh besar terhadap pertumbuhan penjualan perangkat Nokia berbasis Symbian.

Opini: Saat ini Nokia merupakan raja smartphone, setidaknya dari segi jumlah perangkat yang dijual dan pengguna. Tapi melihat perkembangan Symbian dan keputusan Nokia untuk meninggalkan platform ini 5 tahun mendatang, tidak mengherankan jika dalam waktu dekat posisinya sebagai raja smartphone akan tergeser platform lain, termasuk di Indonesia.

iOS

Berbagai kebijakan Apple yang dinilai terlalu mengontrol dan tertutup sering menjadi bulan-bulanan komentar para pemerhati teknologi, tapi itu tidak menghentikan langkahnya menuai sukses besar di dunia smarpthone. Dalam tempo yang relatif singkat dan jumlah produk yang sedikit, Apple iPhone berhasil menjadi salah satu smartphone yang paling digemari di dunia. Peluncurannya juga selalu diwarnai antrian panjang di berbagai negara. Tapi rahasia kesuksesannya tidak terletak pada spesifikasi dan desain saja, tapi pada kematangan ekosistem platform iOS yang ditandai tersedianya ratusan ribu aplikasi. Tidak hanya unggul dalam hal jumlah, tapi berbagai aplikasi terbaik untuk smartphone dapat ditemukan di platform ini.

Opini:Jumlah produk yang dapat dihitung jari membuat Apple dapat menyajikan pengalaman pengguna yang konsisten. Tapi kelebihan itu juga menjadi kekurangan iPhone. Ditambah dengan harganya yang tinggi, Apple iPhone masih tetap terbatas untuk kalangan menengah ke atas. Desain iPhone yang hanya mengakomodasi touchscreen juga membatasi jangkauan pasarnya. Perkembangan iPhone diprediksi akan cukup baik, apalagi jika rumor mengenai iPhone versi murah menjadi kenyataan.

Android

Merujuk data dari Gfk Asia, smartphone berbasis Android mengalami lonjakan tajam dengan kenaikan pertumbuhan penjualan mencapai 77 persen, atau sekitar 47 persen lebih tinggi dibanding kenaikan rata-rata penjualan smartphone. Salah satu faktor penting adalah banyaknya brand yang memasarkan ponsel pintar berbasis Android. Samsung, misalnya, berhasil menjual 1 juta unit Galaxy S II hanya di Korea. HTC juga meraih kenaikan penjualan yang hampir dua kali dibanding tahun 2010 lalu. Begitu juga dengan Sony Ericsson dan Motorola yang terselamatkan dari kebangkrutan berkat kemunculan platform Android. Belum lagi vendor-vendor kelas dua yang turut mencicipi kue Android yang semakin manis ini.

Opini: Kelebihan Android terletak pada ketersediaan pilihan perangkat yang beragam pada berbagai tingkat harga dan spesifikasi. Sayangnya, pilihan yang beragam itu juga berarti bahwa pengalaman pengguna akan bervariasi, tergantung dari kombinasi hardware dan versi software yang digunakan. Dari segi jumlah, platform Android sepertinya akan merajai dunia smartphone. Jika dulu banyak media memprediksi era Android akan dimulai tahun 2012, kami prediksi era Android akan hadir lebih cepat. Untuk Indonesia, perkembangan Android cukup bagus. Walaupun belum sefenomenal di Amerika Serikat atau Eropa, perlahan tapi pasti platform ini akan menjadi pilihan para pecinta teknologi. Untuk di Indonesia, supremasi ponsel Android masih dipegang nama-nama besar seperti Samsung dan Sony Ericsson, dibayangi HTC, Motorola dan merek-merek lokal lainnya.

Penobatan Android sebagai raja smartphone sepertinya tinggal menunggu waktu. Untuk platform lainnya, tampaknya untuk saat ini masih sulit menghentikan laju pertumbuhan Android dan mungkin harus puas berebut posisi kedua.

 

Untuk dua platform yang lain (WebOS dan Windows Phone) sengaja tidak dibahas karena bisa dibilang satu platform masih belum mengeluarkan produk sama sekali dan satu platform lagi masih setengah hati masuk ke Indonesia. Bahkan Windows Phone yang sudah diluncurkan tahun lalu dengan megahnya oleh Microsoft, nyaris tidak terdengar gaungnya di Indonesia.

Back to top button