AplikasiNewsWeb Service

Aplikasi Ini Bisa Membuat Harga Obat Semakin Murah

Pepatah “sehat itu mahal” harus diakui ada karena harga obat yang sangat mahal. Menyadari hal tersebut, sebuah startup telah mengembangkan sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna bisa mendapatkan harga obat yang lebih murah.

Blink Health logo (PRNewsFoto/Blink Health)
Blink Health logo (PRNewsFoto/Blink Health)

Bernama Blink Health, aplikasi berbasis website dan mobile ini dibuat oleh Chaiken bersaudara, yakni Geoffrey dan Matthew. Keduanya mengaku telah mengembangkannya sejak tahun 2014 agar pasien penderita penyakit bisa mendapatkan obat resep yang lebih murah.

Saat akan mengembangkan aplikasi e-commerce ini, keduanya merasa harga obat di pasaran dijual dengan mekanisme yang tidak adil. Menurutnya, perusahaan farmasi hanya memberikan harga terendah untuk perusahaan besar dan perusahaan asuransi.

Dengan adanya aplikasi Blink Health, pengguna bisa mendapatkan penawaran harga obat terbaik seperti halnya sebuah perusahaan besar yang memborong obat tertentu. Hal ini dikarenakan pengguna aplikasi ini diklaim sudah hampir mencapai 25 juta pengguna.

Screen Shot 2016-02-19 at 3.58.32 PMKetika menggunakan aplikasi Blink Health untuk mencari obat tertentu, pengguna akan mendapatkan komparasi harga dari sebanyak 60.000 farmasi dan bisa diantar ke lokasi tertentu. Jika beruntung, pengguna akan mendapatkan harga obat hingga 40% lebih murah dari harga di pasaran.

Seperti diketahui, salah satu faktor yang membuat harga obat mahal dikarenakan banyaknya pasien yang tidak tahu berapa biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membelinya. Ditambah lagi dengan adanya permainan harga di pasar, pasien terpaksa membayar lebih dari yang dikeluarkan.

Selain itu, banyak juga pasien yang tidak tahu bahwa sebanyak 90% obat yang beredar di pasaran sudah ada produk generiknya yang jauh lebih murah. Itulah sebabnya di Amerika Serikat, berdasarkan data dari FDA (Food and Druge Administrasion) yang dikutip Huffington Post, Jumat (19/2/2016), sebanyak 20-30% resep dokter tidak pernah ditebus pasien karena harga obat yang dianggap mahal. Di tahun 2015, angka tersebut bahkan melonjak hingga 10%.

Sayangnya, Blink Health baru menyediakan layanannya di daratan Amerika Serikat saja. Padahal, dengan kecenderungan masalah kesehatan yang sama, penduduk di Indonesia tentunya sangat membutuhkan aplikasi serupa.

Jadi, apakah ada pengembang aplikasi lokal tertarik untuk mengembangkan aplikasi serupa? Tentunya kita semua berharap aplikasi sejenis Blink Health bisa segera eksis di Indonesia.

Artikel terkait

Back to top button