iCloud : Teknologi Penyimpanan Pintar Berbasis ‘Awan’ Besutan Apple
iCloud terbilang teknologi baru yang diperkenalkan Apple. Teknologi yang dipublikasikan dalam ajang Apple Worldwide Developers Conference (WWDC) awal Juni 2011 lalu kini sedang diperbincangkan banyak pihak karena disebut sebut menggunakan label nama yang sama dengan sebuah perusahaan telekomunikasi di Arizona, AS. Terlepas dari permasalahan label nama yang digunakan, kali ini kita akan membahas tentang teknologi iCloud itu sendiri.
Layanan iCloud ini dirancang untuk menyimpan semua konten Anda seperti musik, foto, aplikasi, kalender, dokumen di penyimpanan iCloud yang disimpan di server secara online milik Apple. iCloud mengembangkan konsep yang sama dengan Cloud Computing, yang memungkinkan para penggunanya untuk mensinkronisasi data seperti foto, musik, dan dokumen ke dalam iPhone, iPad, iPod Touch, Mac dan komputer secara otomatis pada waktu yang bersamaan. Sehingga pengguna dapat mengaksesnya dimana saja dan kapan saya tanpa perlu melakukan back up data secara manual.
iCloud merupakan pengembangan dari layanan komputasi awan yang telah disediakan Apple sebelumnya yaitu iTools pada tahun 2000, .Mac pada tahun 2002 dan MobileMe pada tahun 2008. iCloud juga akan dapat melakukan sinkronisasi nirkabel/wireless, tanpa intervensi dari pengguna. Layanan iCloud akan terus melakukan sinkronisasi semua kontak, kalender, surat, foto, dan musik dengan beberapa perangkat. Asyiknya, ketika Anda sudah membeli sebuah lagu pada iTunes, cukup dengan menekan ‘Cloud’ pada perangkat iOS lain maka lagu tersebut bisa didownload secara cuma cuma. Jadi tidak perlu membayar dobel untuk lagu yang sama. Hal yang sama juga berlaku ketika Anda mendownload buku dari perangkat iOS.
iCloud akan membackup setiap perubahan yang ada di perangkat iOS dalam periode harian dengan menggunakan jaringan Wi-Fi. Fitur backup ini membuat para pengguna iOS memiliki cadangan data personal (seperti musik, aplikasi dan buku dari iTunes) di iCloud dan dapat dengan mudah mengembalikannya lagi ke perangkat iOS yang baru diperbaharui sistem operasinya hanya dengan menghubungkan dengan sambungan Wi-Fi dan memasukkan account Apple berikut password.
Dalam iCloud Apple menyediakan kapasitas penyimpanan data sebesar 5GB secara cuma-cuma. Kapasitas yang besar tersebut mampu menampung semua data dan file yang tersimpan dalam perangkat berbasis iOS versi 4.3. iCloud tidak hanya sekedar memberikan ruang penyimpanan saja melainkan juga memberikan layanan dinkronisasi untuk musik, foto atau gambar, file, dan software yang bisa diakses di semua perangkat iOS dengan pemilik data yang sama. iCloud juga akan mencatat dalam sebuah list dari seluruh aplikasi yang telah anda beli. Jadi saat anda ingin mendownload ulang atau menginstallnya di alat lain, iCloud dapat memudahkan anda mendownloadnya secara langsung dari list yang tersedia.
Hanya saja, iCloud memiliki sejumlah keterbatasan. Misalnya, foto yang tersimpan dalam server Apple hanya dapat disimpan selama 30 hari, dengan kapasitas penyimpanan 1000 foto. Selain itu iCloud juga tidak sepenuhnya gratis, karena ada beberapa layanan seperti iTunes Match, dikenakan biaya senilai $24.99 per tahun untuk menyimpan sebanyak 20.000 musik. Sebagai informasi tambahan, iTunes Match merupakan layanan iTunes yang akan secara otomatis mencocokkan musik yang disalin dari CD dengan 18 juta musik yang tersedia di iTunes, lalu salinan musik tersebut akan disimpan ke dalam iCloud dan akan diputar dengan format musik AAC 256 kbps.
Banyak pihak yang memprediksi hadirnya iCloud berpotensi memicu hadirnya device-device baru. Terutama device besutan Apple doong tentunya. Wong hanya bisa digunakan untuk perangkat iOS kok.