{"id":159703,"date":"2017-09-08T14:16:39","date_gmt":"2017-09-08T07:16:39","guid":{"rendered":"https:\/\/www.yangcanggih.com\/?p=159703"},"modified":"2017-09-08T14:20:37","modified_gmt":"2017-09-08T07:20:37","slug":"review-dji-spark-drone-mungil-pintar-yang-sangat-mudah-diterbangkan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.yangcanggih.com\/2017\/09\/08\/review-dji-spark-drone-mungil-pintar-yang-sangat-mudah-diterbangkan\/","title":{"rendered":"Review DJI Spark: Drone Mungil Pintar yang Sangat Mudah Diterbangkan"},"content":{"rendered":"
<\/i><\/i><\/i><\/i><\/i>
<\/div><\/div>
4.5<\/div>
Drone Mungil Pintar yang Sangat Mudah Diterbangkan<\/div><\/div><\/div>
Cek Harga<\/span>
<\/i><\/i><\/div><\/a><\/div><\/div><\/div>

Tahun lalu DJI telah terbukti berhasil mendobrak dunia drone dengan meluncurkan DJI Mavic Pro. Meski dibanderol dengan harga yang relatif mahal, drone lipat dan canggih perdana dari DJI ini adalah salah satu drone yang paling laris manis di dunia. Sukses dengan konsep drone lipat, tahun 2017 ini DJI kembali memperkenalkan drone yang tidak kalah inovatif. Sambutlah, DJI Spark, drone perdana DJI dengan dimensi yang paling mungil dan harga paling terjangkau. <\/p>\n

Mudah dibawa berpergian<\/strong><\/p>\n

\"\"<\/a><\/p>\n

Sebagai drone paling mungil dari semua varian drone DJI, DJI merancang spark dengan wajah baru. Desainnya ini tidak mencontek lini DJI Phantom atau DJI Mavic Pro. <\/p>\n

Spark hadir dengan bodi memanjang yang sangat ringkas sekaligus ringan. Wujudnya hanya sebesar telapak tangan orang dewasa dengan dimensi bodi 143 \u00d7 143 \u00d7 55 mm. Sementara bobot totalnya termasuk baterai hanya 300 gram. Masukkan ke dalam kotak pelindungnya Anda langsung bisa menyimpan drone ini di dalam tas untuk mengajaknya berpetualang. <\/p>\n

\"\"<\/a>
Paket basic DJI Spark dengan 2 baling-baling tambahan, dan charger<\/figcaption><\/figure>\n

Di samping kiri dan kanan bodi Spark terdapat empat baling-baling. Seperti drone besutan DJI yang lain, keempat baling-balingnya sangat mudah dilepas pasang. Dalam paket pembelian versi basic DJI juga sudah menyediakan 2 ekstra baling-baling yang berguna sebagai cadangan.<\/p>\n

Beralih ke bagian depan bisa ditemukan sebuah kamera dengan dimensi yang kecil. Satu hal yang patut diacungi jempol adalah kamera mungilnya ini telah dilengkapi dengan gimbal 2. <\/p>\n

Kehadiran gimbal inilah yang menjadikan DJI Spark unggul dikelasnya. Dengan fitur penstabil gimbal yang lebih mumpuni dari fitur penstabil elektronik ini memungkinkan DJI Spark bisa mengambil gambar dengan lebih stabil saat terbang. <\/p>\n

\"\"<\/a><\/p>\n

Geser sedikit ke bagian atas kameranya bisa ditemukan sensor termasuk 3 Sensing System yang merupakan sensor untuk mengenali rintangan di depannya. Dan untuk di bagian belakang terdapat slot kartu microSD, mircoUSB, dan sebuah tombol on\/off yang langsung menyatu dengan baterai. <\/p>\n

\"\"<\/a><\/p>\n

Satu hal yang perlu Anda ketahui, DJI memang merancang Spark untuk dapat terbang dari telapak tangan. Jadi tidak perlu heran jika kaki-kaki DJI Spark sangat pendek sekali. Imbasnya, jarak bodi Spark dengan tanah menjadi sangat dekat.<\/p>\n

\"\"<\/a><\/p>\n

Dengan demikian Anda wajib hati-hati saat mendarat. Apalagi jika tidak mendarat di telapak tangan. Yang paling rawan terbentur tentu saja sektor kameranya mengingat kameranya ini tidak dilengkapi dengan pelindung. <\/p>\n

\"\"<\/a>
Kamera rawan terbentur<\/figcaption><\/figure>\n

Jika Anda masih belum percaya diri untuk menerbangkan dan mendaratkan Spark di telapak tangan, sebaiknya jangan mulai terbang dan mendarat di kondisi tanah berumput tinggi, berpasir, berair ataupun berbatu. Jika tidak memungkinkan, membeli sebuah landasan terbang tambahan dapat menjadi opsi yang sangat baik untuk menunjang kegiatan terbang dengan DJI Spark.<\/p>\n

Mengingat bodinya yang kecil dan ringan, kami pun sangat menyarankan untuk tidak menerbangkan Spark di kondisi berangin kencang. Meskipun kecil memang patut diakui Spark cukup tahan dengan terpaan angin. Di kondisi angin sepoi-sepoi seperti di review ini Spark masih bisa terbang dengan stabil walau beberapa kali peringatan waspada angin kencang kerap muncul saat kami terbang. Di kondisi hujan juga tidak disarankan karena memang Spark belum dilengkapi dengan fitur tahan air.<\/p>\n

Singkatnya, meski kecil dan ringan secara keseluruhan rancangan bodi DJI Spark patut diacungi dua jempol. Bodinya terasa sangat solid. Desain bodinya yang aerodinamis juga memungkinkan Spark bisa ngebut bahkan terbang tinggi dengan sangat stabil dan cukup tahan dengan hembusan angin. <\/p>\n

Mulai terbang dan mendarat yang lebih mudah<\/strong>
\nTidak hanya kecil, DJI Spark juga diberkahi dengan beragam fitur pintar. Salah satu fitur andalannya adalah fitur mulai terbang dan mendarat dari telapak tangan. <\/p>\n

\"\"<\/a><\/p>\n

Pada prakteknya, saat mencoba fitur ini kami nyaris tidak menemukan masalah karena memang sangat mudah dipraktekkan. Anda hanya perlu menempatkan Spark di telapak tangan dan posisikan kamera Spark ke arah wajah. Tekan tombol power 2 kali kemudian tunggu beberapa saat agar sensornya berkerja mengenali wajah Anda. Setelah wajah dikenali, secara otomatis lampu di baling-baling Spark akan menyala dan baling-balingnya akan mulai berputar. Setelah itu Spark akan otomatis melayang dari tangan Anda. <\/p>\n

Untuk melakukan pendaratan juga sama mudahnya. Saat Spark melayang di dekat Anda, pastikan arah kamera Spark menghadap wajah kemudian posisikan telapak tangan Anda tepat dibawah Spark. Tunggu beberapa saat dan Spark akan mendarat secara otomatis. <\/p>\n

Patut diakui kehadiran fitur ini memang menjadikan DJI Spark semakin mudah untuk digunakan. Bahkan untuk pengguna yang belum pernah menerbangkan drone sekalipun kami yakin bisa langsung menerbangkan Spark. <\/p>\n

Fitur kendali pintar yang canggih<\/strong>
\nBerlanjut ke fitur kedua yang menjadi andalannya adalah fitur kendali pintar. Di DJI Spark Anda akan menemukan beragam fitur kendali pintar yang terdiri dari mode QuickShot, Active Track, TapFly dan Gesture. <\/p>\n

\"\"<\/a><\/p>\n

Di mode QuickShots hanya dengan menekan satu tombol di aplikasi DJI Go, Spark akan bisa melalukan gerakan-gerakan sinematis secara perlahan. Seperti misalnya Circle (mengelilingi subyek), Helix (mengelilingi subyek sambil berputar ke atas), Rocket (terbang ke atas dengan posisi kamera menghadap ke bawah) dan Dronie (terbang mundur ke atas dengan kamera terkunci pada subyek). <\/p>\n

Kemudian ada mode TapFly yang memanfaatkan layar sentuh di smartphone untuk mengendalikan Spark. Di modus ini Anda bisa mengarahkan Spark untuk menuju ke satu titik di layar sambil tetap menjaga ketinggian atau mengarahkan Spark terbang ke arah yang diinginkan secara manual.<\/p>\n

Bagi yang ingin merekam aksi Anda saat bergerak, ada modus ActiveTrack. Spark akan secara otomatis mengenali obyek dengan ukuran dan bentuk yang berbeda dan melacaknya sesuai jenis subyek dan kecepatan bergerak.<\/p>\n

Semua mode ini sangat mudah sekali untuk digunakan. Anda hanya perlu memerhatikan layar smartphone dan mengatur jarak Spark dengan subyek sesuai informasi yang muncul di layar. <\/p>\n

Fitur terakhir yang juga menjadi andalan dari DJI Spark adalah kendali gestur. Dengan kendali gestur, Anda bisa mengendalikan DJI Spark hanya dengan gestur tangan. Fitur ini hanya aktif jika jarak Anda dengan DJI Spark cukup dekat, kurang lebih sekitar 3 meter dan Spark harus menghadap ke arah Anda. <\/p>\n

Arahkan telapak tangan ke kameranya kemudian lambaikan tangan ke kiri untuk menggeser Spark ke kiri atau lambaikan tangan ke kanan untuk menggesernya ke sebelah kanan. Jika ingin mengendalikan Spark untuk maju atau mundur Anda hanya perlu bergerak maju ke depan atau ke belakang. Lambaikan tangan ke arahnya dan Spark akan terbang menjauh hingga 3 meter dengan menjaga agar Anda tetap di tengah frame.<\/p>\n

\"\"<\/a><\/p>\n

Percaya atau tidak mengendalikan Spark dengan perintah gestur ini akan menjadikan Anda terlihat seperti Harry Potter yang mampu mengendalikan benda dengan tongkat sihirnya. Ini memang sangat menarik dan bisa menjadikan Anda pusat perhatian. <\/p>\n

Walau begitu kendali gesturnya tidak semudah seperti yang kami bayangkan. Saat mencobanya kami pun berkali-kali gagal memanfaatkan fitur kendali gestur ini. Kecepatan gerakan tangan sangat menentukan keberhasilannya. Jangan menggerakkan tangan dengan cepat, lambaikan gerakan tangan secara perlahan maka DJI Spark akan mengikuti pergerakan tangan Anda. Menggunakan fitur ini di kondisi pencahayaan yang terang juga lebih efektif dibandingkan di kondisi yang temaram. <\/p>\n

Perintah gestur dari DJI Spark juga bisa digunakan untuk Selfie. Untuk menyuruhnya memotret, Anda tinggal membentuk bingkai foto dengan dua tangan. Di update firmware terbarunya bahkan perintah gestur DJI Spark juga bisa langsung memerintahnya untuk merekam video. <\/p>\n

Jika sudah puas terbang dengan DJI Spark, ulurkan tangan dan Spark akan mendarat di atas tangan Anda. Sekalinya sudah menguasai fitur kendali gestur dan sudah bisa mulai terbang dan mendarat di telapak tangan maka Anda bisa menerbangkan dan menavigasikan Spark tanpa harus bergantung dengan smartphone sebagai remot. <\/p>\n

Bisa Terbang dengan Aman<\/strong>
\nSelain semua mode kendali pintar di atas, DJI Spark juga dibekali teknologi canggih lain yakni FlightAutonomy System. <\/p>\n

\"\"<\/a>
Sensor VPS<\/figcaption><\/figure>\n

Fitur ini mencakup kamera utamanya, sensor vision positioning system (VPS), sensor 3D sensing system, dual-band GPS, inertial measurement unit (IMU) dengan tingkat presisi tinggi, dan sistem komputasi 24 core yang sangat bertenaga. <\/p>\n

Berkat teknologi ini Spark bisa melayang di mana saja dengan mengandalkan panduan VPS hingga ketinggian 30 meter, menghindari obyek yang menghadang di depannya hingga jarak 5 meter dan tentu saja mendarat dengan aman. <\/p>\n

Tidak hanya itu saja, DJI Spark turut dilengkapi dengan fitur RTH (Return To Home). Mengandalkan fitur GPS yang dimilikinya, Spark bisa terbang kembali dan mendarat ke titik awal penerbangan jika baterainya sudah dalam kondisi kritis, kehilangan koneksi, atau Anda menekan tombol RTH. <\/p>\n

Oleh karena itu sangat wajib diperhatikan sebelum memulai penerbangan Anda melakukan kalibrasi kompas, pastikan sinyal GPS dalam kondisi baik, dan DJI Spark sudah merekam home point atau titik awal penerbangannya.<\/p>\n

Selain itu di DJI Spark juga menyediakan fitur Flight Protection. Fitur ini secara otomatis akan menginfokan kepada pengguna lokasi mana saja yang tidak diperbolehkan untuk menerbangkan drone. <\/p>\n

Mudah dikendalikan dan sangat responsif<\/strong>
\n
\"\"<\/a><\/p>\n

Setelah membahas rangkaian fitur kendali pintarnya yang canggih, tentu Anda penasaran bagaimana rasanya menerbangkan Spark. Sebelum terbang kami hubungkan Spark ke smartphone mengingat versi Spark yang kami review adalah versi basic yang belum dilengkapi dengan remot. <\/p>\n

Pastikan di smartphone sudah terinstall aplikasi DJI Go 4 agar bisa mengendalikan Spark. Saat menyambungkan DJI Spark ke smartphone kami nyaris tidak menjumpai masalah. DJI Spark bisa terhubung dengan sangat cepat dengan iPhone 7 Plus yang kami gunakan. Saat terbang pun DJI Spark mampu merespon navigasi jari kami di layar smartphone dengan sangat responsif. Ini menjadikan DJI Spark sangat mudah untuk dikendalikan. <\/p>\n

Dengan hanya mengandalkan koneksi WiFi dan smartphone Spark bisa terbang hingga sejauh 100 meter dan tinggi maksimum 50 meter. Jika dengan remotnya Anda bisa menerbangkan Spark hingga sejauh 2 Km. Tentunya, demi keamanan dan kenyamanan kami tetap lebih menyukai menerbangkan Spark sejauh cakupan pandangan mata. <\/p>\n

Satu hal yang patut dicermati adalah bagaimana DJI sangat memperhatikan setiap aspek kendali yang ada di DJI Spark. Termasuk cara mengendalikan gimbal kameranya. <\/p>\n

Setidaknya kami menemukan 3 cara untuk mengendalikan gimbal kamera DJI Spark. Pertama, dengan mengandalkan smartphone. Gimbal kameranya bisa mengikuti gerak smartphone Anda. Jadi Anda hanya perlu memiringkan smartphone ke arah bawah untuk mengarahkan gimbal kameranya ke bawah atau sebaliknya. Seperti drone DJI yang lain Spark juga menyediakan pengaturan kecepatan gerak gimbal kamera. <\/p>\n

Cara kedua yakni dengan mengandalkan tombol gimbal kamera di samping kanan layar yang berada dekat dengan tombol shutter kamera. Tekan tombol panah keatas untuk mengarahkan ke atas dan ke bawah untuk mengarahkan gimbal kameranya ke bawah. <\/p>\n

Opsi terakhir adalah dengan langsung menyentuh layar smartphone. Untuk opsi ini wajib diperhatikan Anda harus mematikan terlebih dahulu fungsi navigasi remot yang ada di sebelah kiri bawah. Setelah dimatikan maka Anda bisa langsung mengatur arah gimbalnya hanya dengan menyapu layar smartphone. <\/p>\n

Jika ingin terbang tanpa terganggu dengan posisi gimbal, Anda juga bisa memilih opsi untuk mengunci posisi gimbalnya jika sudah mendapatkan angle yang pas. <\/p>\n

Sebagai pengguna DJI Mavic Pro, kami merasakan sensasi dan pengalaman terbang dengan DJI Spark lebih menyenangkan dan intuitif. Meski versi basic DJI Spark tidak dilengkapi dengan remot kendali nyatanya kami tidak menjumpai kesulitan yang berarti saat menerbangkan Spark. Bahkan, di aplikasi DJI Go 4 juga sudah menyediakan fitur penyuntingan jadi Anda bisa langsung mengunduh foto atau menyunting hasil rekaman videonya dan dibagikan ke media sosial tanpa perlu lagi bantuan PC atau laptop. <\/p>\n

Hasil bidikan kamera yang sangat memuaskan<\/strong>
\nUntuk memotret dan merekam video, kamera mungilnya mampu menghasilkan foto 12 megapixel dan video beresolusi Full HD. Ditunjang lensa 25mm\/f2.6 dengan sudut pandang 81\u00b0 hasil tangkapan gambarnya juga masih cukup lebar. <\/p>\n

Hasil foto di kondisi pencahayaan yang terang termasuk sangat memuaskan. Di kondisi mendung seperti situasi saat review ini foto yang dihasilkan Spark juga masih terlihat tajam dan cukup detil dengan akurasi warna yang baik. Berikut hasil foto dari DJI Spark tanpa proses penyuntingan:<\/p>\n

\"DJI_0263\"<\/a>