Quantcast
Foto & VideoKamera sakuNewsReview

Review Fujifilm Instax Square SQ10: Kamera Instax dengan Konsep Baru

Secara global Fujifilm tercatat sebagai produsen yang masih eksis dengan produk kamera instan. Di bawah label Fujifilm Instax patut diakui Fujifilm berhasil mempertahankan pamor kamera instan. Popularitas kamera instan di era digital seperti sekarang memang menjadi sebuah fenomena yang unik. Jelas ini bisa menjadi bukti kamera instan masih belum sepi peminat.

Melihat minimnya pesaing, Fujifilm pun akhirnya tergoda menghadirkan kamera instan yang lebih inovatif. Diberi nama Fujifilm Instax Square SQ10, kamera ini adalah kamera Instax pertama dari Fujifilm yang mendapat sentuhan digital.

Mempertahankan desain Instax yang ikonik

Fujifilm Instax Square SQ10 10

Satu hal yang sangat menarik dari Fujifilm Instax Square SQ10 adalah desainnya. Fujifilm tetap mempertahankan garis desain Fujifilm Instax yang ikonik dengan desain bodi yang agak membulat di tiap sudutnya. Desainnya ini juga cukup nyaman saat digenggam tangan.

Fujifilm Instax Square SQ10 2

Sektor lensa sedikit berbeda dengan Fujifilm Instax yang lain. Instax Square SQ10 hadir dengan lensa fix 28.5mm yang berdiafragma F/2.4. Artinya, saat dinyalakan lensanya ini tidak akan menjulur keluar. Lensa tersebut dilengkapi dengan cincin putar yang berguna untuk on/off.

Fujifilm Instax Square SQ10 6

Segaris di atas lensanya secara proporsional Fujifilm menempatkan 2 buah tombol. Sebelah kanan untuk tombol shutter, dan sebelah kiri untuk memilih mode pengambilan gambar. Kedua tombol ini bisa diatur sesuai selera melalui menu pengaturan. Di bagian depannya juga bisa ditemukan flash dan lampu untuk AF Assist.

Fujifilm Instax Square SQ10 4
Di bawah tuas auto/manual ini adalah slot untuk baterai

Di samping kiri bodinya bisa ditemukan tuas untuk memilih mode Auto dan Manual. Perlu dicatat mode ini bukan untuk memotret, melainkan untuk opsi pencetakan foto. Jika memilih mode Auto maka setelah foto diambil secara otomatis foto akan dicetak seperti kamera Fujifilm Instax pada umumnya. Sementara di mode Manual Anda bisa menggunakannya untuk memotret saja seperti menggunakan kamera saku digital biasa tanpa mendapatkan hasil cetakan foto secara instan. Di mode Manual ini foto yang sudah diambil bisa tersimpan ke microSD dan dicetak kemudian kapan saja.

Dilengkapi layar LCD tanpa fitur sentuhan

Seperti kamera saku digital pada umumnya, Instax Square SQ10 tidak dilengkapi dengan jendela bidik. Sebagai gantinya, untuk memotret Anda bisa mengandalkan layar LCD yang berukuran 3 inci.

Fujifilm Instax Square SQ10 8

Meski sangat membantu untuk menentukan komposisi saat memotret, layarnya ini belum dilengkapi dengan fitur sentuhan. Jadi, untuk navigasi menu hanya bisa mengandalkan tombol yang tersedia. Perlu dicatat, layarnya juga belum dilengkapi dengan lapisan pelindung. Anda wajib waspada saat menyimpannya di dalam tas karena layarnya ini cukup rawan tergores.

Untungnya, semua tombol yang dimilikinya nyaman untuk ditekan. Tercatat ada 7 tombol di kamera ini termasuk tombol utama Menu/ok. Tombol Menu/Ok ini dikelilingi oleh tombol 4 arah lengkap dengan kendali putar. Jadi untuk menggeser dan memilih opsi di menu pengaturannya ini Anda bisa menekan tombol 4 arah tersebut atau memilih dengan tombol kendali putarnya.

Fujifilm Instax Square SQ10 7

Di luar tombol utamanya terdapat 6 tombol lain. Masing-masing tombol punya fungsi berbeda yang terdiri dari tombol untuk mengatur vignette, filter, kompensasi eksposur, tombol untuk mencetak foto, tombol back, dan tombol playback untuk melihat hasil foto.

Format film baru Instax Square

instax square 1
Untuk cetakan foto, Instax Square SQ10 hadir dengan format kertas film baru yakni Instax Square. Kertas film ini bisa menghasilkan foto dengan format 1:1 ala Instagram. Dengan format baru ini kertas film Fujifilm Instax biasa tidak lagi bisa digunakan di Instax Square SQ10.

Mudah digunakan, minim fitur

Sejatinya kamera Instax, Instax Square SQ10 juga sangat mudah sekali untuk digunakan. Anda tidak akan menemukan banyak pengaturan yang membingungkan di kamera ini. Bahkan pengaturan kamera seperti diafragma, ISO dan kecepatan rana kamera tidak tersedia di sini. Instax Square SQ10 juga tidak mengijinkan Anda untuk mengatur titik fokus. Fokus kamera ini fix berada di tengah tanpa bisa dipindahkan.

Antarmuka Menu pengaturannya Instax Square SQ10 dirancang dengan sangat sederhana dan mudah dipahami. Untuk pengguna awam sekalipun kami yakin bisa langsung menggunakan kamera ini karena semua pengaturan kamera bisa bekerja secara otomatis.

instax square filter 1

Dengan dukungan sentuhan digital, SQ10 hanya hadir menawarkan 3 mode pengambilan foto. Diantaranya mode Standard, Bulb, dan Double Exposure. Anda juga bisa berkreasi dengan 10 opsi efek filter warna dan opsi vignette untuk menonjolkan kesan retro yang lebih kental agar hasil foto dan cetakan terlihat lebih menarik. Opsi vignette dan filter warnanya ini bisa dipilih sebelum foto diambil atau bisa diaplikasikan setelah foto diambil. Sementara untuk opsi penyuntingan kamera ini hanya menyediakan opsi rotate saja.

Satu fitur yang absen adalah tidak tersedianya dukungan koneksi WiFi atau Bluetooth. Jadi, semua hasil foto dari SQ10 tidak bisa dipindahkan langsung ke smartphone atau tablet untuk dipamerkan di media sosial. Semua hasil fotonya hanya bisa tersimpan di microSD atau langsung dicetak.

Hasil foto cukup memuaskan

Fujifilm Instax Square SQ10 dipersenjatai sensor CMOS 1/4 inci yang resolusinya 3.6 megapixel. Sensor ini memang tergolong rendah jika dibandingkan dengan kamera saku kebanyakan. Untuk semua hasil fotonya akan langsung dengan format 1:1 mengikuti format kertas foto Instax Square.

DSCF1029

DSCF1022

DSCF1006

DSCF1025

DSCF1004

Pada prakteknya, kami cukup terkesan dengan hasil bidikan kamera ini. Dengan sensor tersebut SQ10 mampu menghasilkan foto yang cukup tajam. Tonal warna khususnya untuk warna kulit tergolong akurat. Di kondisi pencahayaan yang cukup kamera ini juga mampu mengendalikan eksposur dan White Balance dengan relatif tepat. Kinerja autofokusnya pun terasa cukup cepat.

Masalah baru muncul saat memotret di kondisi yang minim cahaya. Melihat hasil-hasil foto yang kami dapatkan di berbagai kondisi pemotretan, terlihat dari metadatanya pengaturan otomatis SQ10 hanya bermain di ISO 100 dan ISO 200.

hasil foto rawan blur di kondisi minim cahaya
DSCF1114

Ini cukup logis mengingat ukuran sensornya yang kecil, demi mendapatkan hasil foto yang tetap tajam dan minim noise memang ISO harus ditekan ke angka rendah.

Sayangnya, hal tersebut tidak ditunjang dengan bukaan lensa yang memadai. Dengan bukaan lensanya yang hanya F/2.4 dan pengaturan ISO yang mentok di ISO 200, artinya saat memotret di kondisi minim cahaya SQ10 secara otomatis akan memperlambat kecepatan rana kamera agar bisa menangkap cahaya lebih banyak untuk mengejar eksposur yang tepat.

Dengan demikian saat memotret di kondisi minim cahaya, karena kecepatan rana kamera yang lambat tangan Anda harus sangat stabil dan tidak boleh goyang untuk mendapatkan hasil bidikan yang tidak blur. Tidak hanya rawan blur, masalah lain yang kami jumpai kinerja fokusnya juga terkadang meleset dan terasa lambat saat di kondisi ini.

Untuk mendapatkan hasil bidikan yang minim blur di kondisi kurang cahaya, penggunaan flash internalnya cukup kami sarankan. Apalagi, kinerja flashnya ini cukup baik dengan tonal warna pada hasil foto yang seimbang dan terlihat natural.

Hasil foto dengan flash
DSCF1100

Untuk hasil foto dari Fujifilm Instax Square SQ10 yang lain tanpa proses penyuntingan bisa dilihat di akun resmi FLICKR yangcanggih.com berikut ini

Cetak foto cepat, isi film relatif mahal

Fujifilm Instax Square SQ10 5
Lalu bagaimana hasil cetakan fotonya? Meski hanya dipersenjatai sensor 1/4 inci dan resolusi yang hanya 3.6 megapixel, nyatanya ini sudah lebih dari cukup untuk dicetak.

Dengan cetakan di kertas film berukuran 86 x 72mm hasil cetakannya masih terlihat cukup tajam. Kemampuannya mencetak foto juga cukup cepat. Satu foto bisa dicetak dengan durasi sekitar 12 detik.

Fujifilm Instax Square SQ10 1

Untuk menikmati hasil cetakan foto di kerta film Instax Square SQ10 ini setidaknya Anda harus merogoh kocek sekitar Rp150.000 untuk satu pak isi 10. Harga kertas filmnya ini memang lebih mahal dibandingkan kertas film Instax biasa yang dijual mulai dari Rp90.000.

Kesimpulan

Mendapat sentuhan moderninasasi Instax Square SQ10 patut diakui adalah kamera Instax paling canggih saat ini. Hadirnya layar LCD, beragam opsi filter warna, Menu yang sederhana dan pengaturan kamera secara otomatis yang pintar membuat kamera ini sangat menyenangkan untuk digunakan memotret. Bahkan, dengan dukungan kemampuan cetak foto yang cepat Instax Square SQ10 semakin bisa diandalkan untuk seru-seruan bersama teman atau keluarga sambil bernostalgia dengan cetakan foto ala kamera instan. Tentunya ini jika Anda tidak keberatan dengan harga jualnya yang relatif tinggi dikisaran Rp3.999.000.

Yang Canggih:
+ Hasil foto cukup tajam
+ Tonal warna Khususnya warna kulit tergolong akurat
+ Mudah digunakan
+ Tersedia efek filter warna dan vignette
+ Cetak foto cepat

Yang Kurang:
– Harga relatif mahal
– Tidak dilengkapi dengan WiFi atau Bluetooth
– Layar rawan tergores
– Rawan blur di kondisi temaram

Hadirnya layar LCD, beragam opsi filter warna, Menu yang sederhana dan pengaturan kamera secara otomatis yang pintar membuat kamera ini sangat menyenangkan untuk digunakan memotret.
4
Back to top button