Quantcast
KomputerMobile GadgetReviewSmartphoneTablet PC

Review Asus PadFone 2

Gunakan smartphone Anda seperti biasa; menelepon, berinteraksi dengan kerabat, memotret berbagai kejadian menarik… Saat dibutuhkan, tancapkan smartphone ke PadFone Station untuk menjadikannya tablet pintar dan lakukan lebih banyak.

Ya, rancangan inovatif dari vendor asal Taiwan tersebut terbilang baru dan belum ada vendor lain yang mengikuti jejaknya. Bahkan untuk seri Transformer, Anda bisa menggabungkannya dengan keyboard dock sehingga menjadikannya sebuah laptop! Nah, penasaran dengan kinerja dan performanya lebih jauh?

Desain
Nama “PadFone” merupakan penggabungan dari kata pad untuk tablet dan fone untuk smartphone (baca: smartfon). Karena itu, beberapa bagian dari pembahasan review kali ini akan terbagi menjadi dua, yakni pembahasan Fone dan pembahasan Pad atau Station baik sebagai perangkat tunggal maupun saat digabung dengan Fone.

Pertama kali membuka kotak PadFone 2, kami agak heran karena warna Fone berbeda jauh dengan Pad di mana Fone berwarna putih sedangkat Pad berwarna hitam. Kontras sekali, bukan? Namun sejurus kemudian, kami baru mengerti bahwa warna putih pada Fone akan “klop” saat dimasukkan ke PadFone Station di mana sisi belakang Pad memang berwarna putih.

Desain Fone sekilas nampak plastik sekali, terutama jika dilihat dari depan. Meski ada semacam bingkai berwarna perak yang mengelilingi bodinya, Fone kurang memancarkan kesan mewah. Apalagi di sisi belakang tak ada logo Asus yang menyertai, alih-alih, hanya tempelan sticker IMEI, kode Bluetooth dan WiFi saja yang mudah luntur dan lepas. Serta lensa kamera yang ditemani dengan speaker dan lampu kilat.

asus-bodi

Mengapa sticker tersebut terpampang di luar? Karena bodi Fone menganut konsep unibody, sehingga Anda tidak dapat melepas-pasang casing dan mengganti baterai sendiri. Baterai sudah tertanam sehingga jika setelah pemakaian beberapa tahun mengalami kebocoran, Anda harus membawanya ke service center Asus untuk menggantinya.

Dengan konsep seperti itu, Asus meletakkan slot microSIM card di sisi atas dekat dengan jack audio 3,5mm. Tentu saja membutuhkan jarum khusus untuk membukanya, yang sudah tersedia dalam paket pembelian. Sisi kiri Fone dibiarkan polos sedangkan di sisi kanannya terletak tombol daya dan pengaturan volume. Konektor daya berbentuk khusus ada di bawah, yang juga sekaligus menjadi konektor atau penghubung Fone dengan PadFone Station.

 

Beralih ke PadFone Station, desain Pad yang memiliki layar 10.1 inci ini tentunya agak tak biasa dengan bagian tengahnya yang “bolong”. Bobotnya tanpa si Fone terasa cukup ringan. Pad memiliki speaker sendiri di sisi belakang sebelah kanan, mikrofon di sebelah kirinya, tombol daya di sisi atas serta tombol volume di sisi kanan. Sementara di sisi bawahnya terdapat port pengisian daya. Pad juga memiliki kamera depan dan sensor cahaya sendiri di atas layarnya, sama seperti Fone.

Fitur
Asus membekali cukup banyak fitur untuk perangkat canggih mereka kali ini. Mari kita mulai dari Fone (ponsel). Di menu utama, nampak satu submenu yang mungkin hanya dimiliki oleh seri PadFone, yakni Pad Only, yang ada di samping Apps dan Widgets. Untuk Apps, terdapat @vibe Fun Center yang membutuhkan koneksi internet, Amazon Kindle untuk membaca berbagai koleksi buku, Dictionary atau Kamus, plus Instant Dictionary.

Dengan fitur kamus instan tersebut, Anda dapat dengan cepat dan mudah mencari arti kata saat sedang membaca buku digital atau berselancar di dunia maya. Cukup dengan mengaktifkannya dari pintasan di bar notifikasi, pilih bahasa sumber yang ingin diterjemahkan, sorot dengan jari Anda kata yang ingin diterjemahkan, atau sentuh-tahan-geser pada kalimat target, maka terjemahan akan segera tampil. Praktis kan?

PadFone juga memiliki beberapa fitur tambahan yang berhubungan dengan aplikasi. Sebut saja App Backup untuk mencadangkan data aplikasi Anda, serta App Locker untuk memproteksi aplikasi tertentu dari akses orang lain dengan kata kunci atau password. Asus Studio fungsinya sama seperti Galeri, sementara Audio Wizard memungkinkan Anda menyetel sistem audio pada PadFone dengan 5 pilihan yakni Musik, Film, Perekaman, Bermain, Percakapan atau mati.

fitur-1

Secara keseluruhan, tampilan antarmuka PadFone tak banyak berbeda dengan smartphone Jelly Bean kebanyakan. Jika kami bandingkan dengan Lenovo seri S terbaru misalnya, interface PadFone terkesan standar, tanpa banyak sentuhan personalisasi. Meski begitu, ada beberapa Live Wallpaper bawaan Asus yang eksklusif seperti Asus Day Scene dan Asus My Water/II.

Bar Notifikasi menyimpan banyak pemintas. Selain ke pengaturan WiFi, audio dan masuk ke menu Settings, di bawahnya masih terdapat sederet pengaturan cepat yang bisa digulir – termasuk di dalamnya fitur Smart Saving yang akan menghemat penggunaan baterai Anda serta Instant Dictionary. Ketajaman layar juga dapat dengan mudah diatur manual maupun otomatis.

Nah, apa saja yang akan kita temukan saat menancapkan Fone ke PadFone Station atau Pad? Apalagi jika bukan tampilan yang lebih besar layaknya tablet berbasis Jelly Bean lainnya.Tak banyak fitur yang berubah, apalagi dalam perangkat yang kami uji memang tak ada aplikasi khusus untuk Pad yang terisntal. Jadi, Pad memang hanya berfungsi untuk mengubah fungsi sesuai kebutuhan Anda saja. Seperti untuk menonton film atau mengetik lewat keyboard virtualnya yang jauh lebih besar.

fitur

Performa
PadFone 2 dibekali layar yang cukup baik, namun tidak tergolong istimewa. Cukup baik di sini meliputi kemampuan layar PadFone untuk menampilkan visual dengan jelas di luar ruang, namun tidak istimewa karena secara ketajamannya memang kurang menonjol. Hal ini berlaku baik untuk smartphone maupun tabletnya.

Layarnya sendiri bertipe Super IPS+ LCD dengan resolusi 720×1280 piksel seluas 4.7 inci. Yang agak “aneh” ada pada layar Pad di mana respons terhadap multisentuhnya sedikit mengecewakan. Jika hasil benchmark untuk Fone mampu mencatat angka 10, maka saat MultiTouch Tester dijalankan pada Pad hanya mampu mencapai angka 2 saja. Itu pun direspons dengan kurang baik.

Hasil benchmark Quadrant menempatkan PadFone di posisi pertama dengan skor 7730, jauh mengungguli HTC One X di posisi kedua. AnTuTu juga menempatkan PadFone 2 di posisi puncak dengan poin 21597. Sementara Vellamo yang menguji performa untuk berselancar di dunia maya mencatatkan poin 1699 (posisi pertama) untuk HTML 5 dan 608 (posisi kedua) untuk Metal. Artinya, PadFone2 unggul hampir di semua pengujian benchmark.

performa

Kamera utama PadFone2 tentunya terletak pada smartphone-nya, seperti telah kami telah deskripsikan di awal. Resolusinya sudah mencapai 13MP untuk foto dan Full HD untuk video. Saat membandingkannya dengan LG Optimus G yang memiliki resolusi kamera serupa, kamera milik PadFone2 jauh lebih unggul untuk digunakan dalam tempat temaram.

Respons saat rana virtual disentuh dengan proses pengambilan dan penyimpanan foto pun terbilang cepat. Anda juga dapat mengambil gambar saat proses perekaman video berlangsung. Untuk hasil fotonya cukup memuaskan hampir di segala kondisi; terang-remang, obyek luas maupun detil. Selengkapnya bisa Anda lihat pada galeri berikut ini.

Foto
P_20130220_183544 P_20130220_183457
P_20130210_105905 P_20130209_162415

Baterai PadFone2 terbagi menjadi dua. Tentu saja, yang satu adalah yang terdapat pada smartphone dan yang lainnya pada tablet atau Station. Anda bisa mengecas keduanya sekaligus dengan memasukkan smartphone ke Station, dan indikator keduanya akan “terpampang nyata”. Soal daya tahan, dengan kapasitas 2140mAh pada smartphone, penggunaan aktif bisa bertahan hingga seharian. Tentu akan lebih “hemat” jika Anda menggabungkannya dengan Station yang memiliki baterai terpisah berkapasitas jauh lebih besar, 5000mAh.

Kesimpulan
Asus PadFone2 sukses menawarkan konsep smartphone sekaligus tablet yang cukup futuristik. Mengingat demam tablet yang saat ini masih melanda kebanyakan masyarakat dunia, sementara kebutuhan akan smartphone tetap tinggi, maka perpaduan ini akan menarik – tentu jika Anda memiliki dana yang cukup.

Namun yang perlu diingat adalah, Anda tak bisa “berbagi” PadFone2 dengan orang lain. Misalnya, Anda menggunakan smartphone sementara tablet Anda berikan ke pasangan; karena tentu saja pasangan Anda tak akan bisa menggunakan tabletnya.

Yang canggih:
(+) Konsep “2 in 1” yang revolusioner
(+) Desain smartphone & tablet elegan
(+) Hasil foto dan video oke
(+) Performa keseluruhan baik

Yang kurang:
(-) Kualitas layar standar
(-) Personalisasi UI kurang
(-) Masih berupa satu perangkat dengan dua fungsi

Back to top button