Quantcast
AplikasiNews

Pengguna Smartphone di Indonesia Ternyata Suka Unduh dan Hapus Aplikasi

Indonesia ternyata bukan cuma negeri yang potensial dalam pasar smartphone. Di sisi aplikasi mobile, negeri ini juga sangat potensial.

baidu-aplikasiHal ini terungkap dalam sebuah studi terbaru Baidu yang bertitel Mobile Apps Market Study Indonesia, Kamis (7/4/2016). Studi yang dilakukan oleh lembaga riset independen terkemuka Gfk Indonesia sejak Oktober hingga Desember 2015 ini mengungkap bahwa penetrasi aplikasi mobile di kalangan pengguna perangkat mobile lebih tinggi (97%) dibandingkan browser (76%). Rata-rata dari mereka juga diketahui meluangkan waktu 60 menit per hari untuk berinteraksi dengan aplikasi mobile yang sudah terinstal di perangkat yang digunakan.

Mengenai jenis aplikasi yang paling populer digunakan di Indonesia, studi tersebut menyebut bahwa aplikasi game mendominasi dengan persentase 38%, disusul instant messaging 27%, dan media social 19%. Sekalipun populer, rupanya aplikasi-aplikasi tersebut juga menjadi aplikasi yang paling sering dihapus kembali, dengan persentase untuk games 50%, instant messaging 29%, dan media sosial 16%.

Populernya aplikasi games di kalangan pengguna perangkat mobile di Indonesia dikarenakan bersifat menghibur, sedangkan aplikasi media sosial, belanja online, dan transportasi diunduh karena mempertimbangkan fungsi, manfaat, dan rekomendasi dari pihak lain. Fakta lainnya yang cukup mengejutkan, ternyata lebih dari separuh responden (58%) mengunduh aplikasi setiap bulannya dan melampaui kebiasaan menghapus aplikasi di periode yang sama (16%).

Adapun mengenai alasan kenapa aplikasi yang sudah terinstal dihapus kembali, mayoritas responden menyebut karena aplikasinya jarang digunakan (42%0, memori sudah tidak mencukupi (36%), dan bosan (27%). Sisanya, karena aplikasi tidak berfungsi sebagaimana mestinya (15%), lebih suka aplikasi lain (13%), serupa dengan aplikasi lain (9%), tidak sesuai dengan kebutuhan anak (4%), dan terlalu mahal (3%).

Mengenai fakta tersebut, menurut Bao Jianlei, Managing Director Baidu Indonesia, aplikasi mobile telah menjadi warna tersendiri dalam mendorong pertumbuhan bisnis di industri kreatif berbasis teknologi informasi. Dari tahun ke tahun pendapatkan aplikasi yang diperoleh para pengembang aplikasi mobile selalu meningkat, di mana pada tahun 2016 ini akan mencapai US$ 142,1 juta, meningkat tajam dari pendapatan di tahun 2015 yang mencapai US$ 118,2 juta.

“Dengan mengungkap studi yang dilakukan, kami sebagai perusahaan pengembang teknologi berkomitmen untuk menguatkan pemahaman para stakeholder industri ini tentang pentingnya keberadaan aplikasi mobile dalam mendukung produktivitas dan gaya hidup masyarakat masa kini, sekaligus mendorong semakin tumbhnya bisnis pengembang aplikasi, khususnya di Indonesia,” ujarnya.

Back to top button