Quantcast
KomputerReviewTablet PC

Review Esia AirTab A10

Esia bisa dikatakan baru pertama kali ini mengeluarkan produk berupa tablet PC. Sebelumnya urusan smartphone dan dongle diserahkan pada AHA yang memang difokuskan untuk melayani koneksi internet.

Setelah AHA akhirnya dikembalikan kepada Esia, semua produk pun otomatis ditangani oleh operator berwarna hijau tersebut. Kali ini bekerja sama dengan PT. Air Hidup, Esia menggarap AirTab A10 yang tetap ditujukan untuk pasar menengah ke bawah. Dalam review kali ini, kami akan fokus pada perangkat dan bukan jaringan yang ditawarkan oleh Esia.

featured

Desain
A10 memilih warna putih untuk ditawarkan kepada calon penggunanya. Tampilan depannya cukup menarik meski dengan bezel layar yang lebar. Terdapat kamera depan, earpiece yang sekaligus bertindak sebagai speaker, serta sensor cahaya. Jika Anda memegang tablet ini secara horizontal, maka tombol power dan volume terletak di sisi atas, port pengisi daya, microUSB, HDMI dan jack audio di sisi kanan dengan penandaan logo yang tak akan membuat Anda bingung.

Sementara slot microSD dan kartu UIM terletak di belakang, berada di dalam tutup bertanda khusus. Di sisi belakang ini pula terdapat kamera dan logo AirTab A10 EVDO – The World In Your Hand. Bobotnya cukup ringan, namun bahan yang digunakan plus ketebalannya yang cukup lumayan, membuat tablet ini secara keseluruhan nampak kurang menarik dan berkelas. Meski dengan ketebalan tersebut Anda bisa menempatkan A10 dalam posisi berdiri saat sedang menonton film, misalnya.

desain

Fitur & Performa
Layar 7 inci A10 memiliki resolusi 800×432 dengan kedalaman 160dpi. Alhasil meski sudah diset tingkat kecerahannya ke level tertinggi, layar A10 tak dapat digunakan di bawah pancaran dahsyat sinar matahari secara maksimal. Ketika dibawa ke dalam ruang pun layar yang dimiliki A10 terasa biasa saja. Ditambah lagi absennya personalisasi antarmuka, yang hanya sebatas penambahan wallpaper statis sebanyak 3 buah dengan tulisan AirTab A10 EVDO saja. Selebihnya mengikuti antarmuka Android v4.0 Ice Cream Sandwich yang diadopsinya.

ss1 ss2

Beberapa fitur dan aplikasi bawaan yang dimilikinya antara lain adalah Angry Birds Space, Apk Installer, Cut the Rope, ES Task Mania, Esia Max-d/Reload, Facebook, File Manager, Flash Player S, Fruit Ninja Free, Kingsoft Office, Yahoo Messenger, Raging Thunder Free, dan Temple Run. Respons layar terhadap sentuhan tidak terlalu baik dan kadang perlu pengulangan. Dalam satu kasus, yakni saat kami sedang merekam video menggunakan kamera depannya, setelah layar tak mau merespons perintah stop rekaman, kami menekan tombol power untuk mengunci layar, dan tablet malah mati sehingga perlu dinyalakan ulang. Tentunya bisa saja kasus ini hanya terjadi pada unit yang kami ulas.

Jika biasanya kami menguji performa perangkat dalam memainkan game menggunakan Dead Trigger, kali ini kami mencoba menginstal Real Racing 3 yang tak kalah beratnya. Meski awalnya agak pesimis, namun ternyata A10 masih sanggup menginstal dan memainkan Real Racing 3 dengan cukup baik. “Cukup” karena, grafis yang tertampil seperti detil mobil termasuk pas-pasan, plus performanya terasa kurang smooth, meskipun tidak terlalu mengganggu keasyikan bermain.

Berbagai tes benchmark juga menunjukkan hasil yang di bawah rata-rata. Baik Quadrant (1633), AnTuTu (4199), hingga Vellamo (Metal: 749, HTML5: 212), semuanya menempatkan AirTab A10 di posisi bawah.

ss3 ss4 ss7
ss5 ss6

Di sektor multimedia, salah satu yang menjadi jualan utama A10 adalah kemampuannya memainkan file film termasuk blu-Ray sekalipun. Nah, mari kita coba dengan ffile Smurf lengkap dengan teks berformat SRT yang menjadi andalan selama ini. Hasilnya? Hoopla! Film benar-benar mampu diputar dengan lancar! Teks-nya juga mampu tampil baik. Tentu saja ini merupakan kabar yang sangat baik bagi tablet PC dengan kisaran harga di bawah dua juta rupiah. Video beresolusi Full HD juga dapat diputar tanpa masalah.

Pemutar musik A10 sudah dibekali beberapa pilihan ekualiser, termasuk pengaturan manual dan pilihan level bass serta efek 3D. Meski powerful, suara yang keluar baik dari speaker maupun saat menggunakan headset terasa agak cempreng, kurang dinamika, sehingga cepat membuat pendengarnya lelah. Meski begitu, penilaian ini bersifat selera yang artinya bisa berbeda-beda hasilnya tergantung pendengar.

Beralih ke kamera, dengan bekal lensa beresolusi 2MP di belakang dan VGA di depan, hasilnya bisa ditebak. Selain tidak bisa menangkap detil dengan baik, foto maupun video yang dihasilkan cenderung kasar. Namun ada tiga hal yang cukup mengherankan. Pertama adalah, kami menemukan bahwa performa kamera depan lebih baik ketimbang kamera belakangnya. Kedua, video yang dihasilkan sudah mencapai resolusi HD 720p bahkan saat menggunakan kamera depan. Dan ketiga, fitur pengambilan foto saat video direkam sudah dapat ditemukan di A10. Inilah beberapa hasil foto dan video dari kamera AirTab A10.

Foto
IMG_20130504_064855 IMG_20130504_064844
IMG_20130504_064833 IMG_20130504_064940

Video

Baterai tablet lokal ini juga tergolong biasa saja daya tahannya. Tak tergolong boros, namun juga tidak terlalu hemat. Saat pengujian mulai dari benchmark, menonton video, mendengarkan musik, menggunakan kamera serta bermain selama sekitar tiga jam, baterai A10 berkurang sekitar setengahnya. Yang juga menjadi catatan adalah, sisi belakang bodi A10 tak cepat panas.

Kesimpulan
Sebagai tablet PC kelas menengah ke bawah, AirTab A10 tercatat hanya unggul di kemampuannya dalam memainkan video dalam berbagai format dan resolusi. Performa secara keseluruhannya terasa lambat. Untuk sebuah tablet lokal, harga yang ditawarkan menurut kami agak “kemahalan”. Hal ini nampaknya karena AirTab A10 dijual secara bundling dengan Esia yang sudah memiliki nama dan pelanggan setia, sehingga dapat menaikkan harga jualnya. Tanpa itu semua, kami hanya berani merekomendasikan AirTab A10 jika dibanderol dengan kisaran harga di bawah satu juta rupiah.

Yang canggih
(+) Mampu memutar berbagai file dan resolusi video dengan lancar
(+) Fitur perekaman video sudah resolusi HD 720p

Yang kurang
(-) Ketajaman dan performa layar kurang baik
(-) Desain kurang menarik
(-) Performa lambat
(-) Earpiece dan speaker jadi satu, keluaran suara miskin dinamika
(-) Masih mengadopsi OS Android v4.0 ICS
(-) Harga kemahalan

Back to top button