Quantcast
News

Ansel Adams: Sang Maestro Fotografi Hitam-Putih

Ansel Adams

Sebuah karya seni seperti lukisan atau patung yang terjual dengan harga ratusan juta bahkan milyaran rupiah itu sudah menjadi sesuatu yang biasa. Namun ketika harga sebuah foto ada yang terjual hingga mencapai ratusan juta bahkan milyaran, itu adalah hal yang luar biasa. Ansel Adams, maestro fotografi asal Amerika Serikat, rata-rata karyanya terjual sekitar Rp 300 juta (Tetons and Snake River, Grand Teton National Park, 1942). Harga termurahnya USD 10.000 atau sekitar Rp 85 juta (Dunes, Oceano, California, 1963). Malahan salah satu karyanya ada yang terjual hingga USD 609.600 di lelang Sotheby’s New York pada tahun 2006.

Ansel Adams adalah seorang fotografer yang amat dikenal di kalangan fotografer. Hasil fotonya yang berformat hitam-putih sangat diburu para kolektor. Karya foto yang paling banyak dibuat dan paling berkesan dipandang oleh setiap mata pengamat fotografi adalah foto-foto pemandangannya. Karya-karya ini dinilai memiliki citarasa tinggi, hingga dijuluki sebagai karya fotografi pemandangan termahal di dunia. Siapapun yang melihat karya Ansel Adams pasti sepakat dengan harganya mahal. Karena hasil-hasil fotonya yang luar biasa indah, dengan detail termasuk kontras dan pencahayaan yang nyaris tanpa cacatnya. Perlu diingat, pada masa Ansel Adams berkarya belum ada teknologi digital pada fotografi. Sehingga banyak fotografer dan penikmat foto dunia menganggap bahwa hasil jepretan Ansel Adams merupakan pencapaian tertinggi dalam sejarah perkembangan seni fotografi dunia.

[tab:Riwayat Hidup]

Ansel Easton Adams, begitulah nama lengkap maestro ini. Ia dilahirkan di San Francisco, California, pada 2 Agustus 1902. Ayahnya, Hitchcock Adams adalah seorang pengusaha. Sedangkan ibunya, Olive Bray, seorang ibu rumah tangga. Di masa kecilnya, Ansel Adams tergolong anak yang hiperaktif dan memiliki gangguan kesulitan membaca, sehingga pendidikannya hanya setara SLTP. Satu-satunya kegembiraan Adams kecil adalah menikmati alam, dekat jembatan The Golden Gate, San Fransisco. Hampir setiap hari ia bermain di sana seusai les piano yang dijalaninya.

Sejak usia belasan, Adams sudah senang memotret dengan kamera Kodak No.1 Box Brownie yang diberikan ayahnya. Pada usia 17 tahun, ia bergabung dengan sebuah klub pencinta alam, Sierre Club. Di klub ini pula ia berjumpa dengan istrinya, Virginia Best, yang dinikahinya tahun 1928, yang kemudian memberinya dua anak.

Tahun 1927 sangat menentukan karier Adams, karena ia menghasilkan serial foto Monolith, the Face of Half Dome di Taman Nasional Yosemit, California. Pada tahun 1930 berjumpa fotografer senior Paul Strand dan Alfred Stieglietz yang banyak memberinya masukan tentang fotografi. Sejak itu, Ansel Adams bertekad menciptakan karya foto tanpa manipulasi, tidak ada dodging atau burning. Di tahun 1932, Ansel Adams bersama rekannya sesama fotografer, Edward Weston, mendirikan grup yang diberi nama f/64, sebuah kelompok fotografer yang memotret hanya dengan bukaan diafragma 64 untuk mendapatkan ketajaman gambar yang maksimal.

Popularitas Ansel Adams sebagai fotografer terkemuka didapat dari karya-karyanya dibuat dengan penuh pemikiran serta pengalamannya di laboratorium bertahun-tahun, kesabaran dan keuletan di lapangan. Ia bekerja 18 jam sehari dan tak pernah libur. Kerja keras inilah yang menghasilkan karya spektakuler dan memiliki citarasa yang tinggi. la sangat intens dalam mempelajari sifat-sifat film dan kertas hitam putih. Untuk mencapai tempat pemotretan, Ansel Adams sering harus berjalan berjam-jam, bahkan berhari-hari, dengan membawa peralatan sangat berat. Kamera yang digunakan Ansel Adams hampir selalu kamera format besar.

Pendalamannya yang merupakan gabungan antara teori dasar fotografi dan pengalaman empiris itu akhirnya membuahkan teori Sistem Zona (Zone System) yang banyak dianut para fotografer hitam-putih di seluruh dunia. Ansel Adams membeberkan seluruh penemuannya kepada dunia fotografi tanpa sedikitpun dirahasiakannya. Dengan sistem ini Ansel Adams tidak pernah butuh koreksi pencetakan.

Sistem Zona adalah sebuah teori fotografi hitam putih, di mana dalam sistem ini tiap nada di alam punya korelasi dengan sebuah kepekatan dalam foto hitam-putih. Maka setiap fotonya dapat dilihat warna putih dan hitam tampil menawan sejajar dengan aneka gradasi abu-abu pada lembar yang sama. Sistem Zona dapat juga diartikan sebagai pengukuran pencahayaan suatu obyek foto hitam putih dalam beberapa zona atau nilai terang-gelap dalam ukuran “stop”, di mana satu stop sama dengan kelipatan dua dari ukuran sebelum dan sesudahnya. Perbedaan stop dapat dilakukan dengan diafragma maupun kecepatan rana (dalam detik).

Skala tones atau gradasi foto dalam Sistem Zona ini dibagi menjadi 10 tingkatan zona, yaitu dari zona 0 hingga zona 9. Yang disebut zona 0 (nol) adalah hitam total maksimal yang bisa dicapai kertas foto. Sedangkan zona 9 adalah putih total pada kertas foto yang belum pernah tersinari sama sekali. Zona 0-3 biasa disebut zone bayangan, zona 4-6 adalah zona menengah yang biasanya menjadi “terjemahan” warna merah, hijau atau biru (RGB), sedangkan zona 7-9 adalah zone highlight atau zona terang untuk pantulan warna atau tekstur yang sangat tipis. Urutan dari setiap tingkat tones ke tingkat tones yang lain, dibedakan dengan perbedaan pencahayaan 1 stop, baik perbedaan dengan f-stop (diafragma) maupun dengan kecepatan rana (shutter speed) di kamera.

Selain menelurkan teori Sistem Zona, Ansel Adams juga menghasilkan banyak buku yang sangat membantu masyarakat dalam mengapresiasi masalah fotografi. Adapun buku-buku tersebut antara lain: The John Muir Trail (1938), Michael and Anne in Yosemite Valley (1941), Born Free and Equal (1944), Illustrated Guide to Yosemite Valley (1946), Camera and Lens (1948), The Negative (1943), Yosemite and the High Sierra (1948), The Print (1950), My Camera in Yosemite Valley (1950), My Camera in the National Parks (1950), The Land of Little Rain (1950), Natural Light Photography (1952), Death Valley (1954), Mission San Xavier dal Bac (1954), The Pageant of History in Northern California (1954), Artificial Light Photography (1956), The Islands of Hawaii (1958), Yosemite Valley (1959), Death Valley and the Creek Called Furnace (1962), These We Inherit: The Parklands of America (1962), Polaroid Land Photography Manual (1963), An Introduction to Hawaii (1964), Fiat Lux: The University of California (1967), The Tetons and the Yellowstone (1970), Ansel Adams (1972), Singular Images (1974), Ansel Adams: Images 1923-1974, Photographs of the Southwest (1976), The Portfolios of Ansel Adams (1977), Polaroid Land Photography (1978), Yosemite and the Range of Light (1979), The Camera (1980), The Negative II (1981), dan The Print (1983).

Sedangkan buku otobiografinya tidak selesai dikerjakan karena ia keburu meninggal pada tahun 1984. Namun, bukunya itu berhasil diselesaikan oleh Mary Street Alinder dan terbit di tahun 1985.

 

[tab: Hasil Foto Ansel Adams]

 

Tetons and Snake River Grand Teton National Park 1942
Tetons and Snake River (1942)

 

Dunes Oceano California 1963
Dunes (1963)

 

Aspens Northern New Mexico 1958
Aspens (1958)

 

Canyon de Chelly panorama of valley from mountain 1941
Canyon de Chelly (1941)

 

Cattle in south farm Manzanar Relocation Center California 1943
Cattle in South Farm (1943)

 

Early Morning Merced River Yosemite Valley California 1950
Early Morning (1950)

 

Evening McDonald Lake Glacier National Park 1942
Evening (1942)

 

Farm workers and Mt. Williamson 1943
Farm Workers and Mt. Williamson (1943)

 

Frozen Lake and Cliffs Kaweah Gap Sierra Nevada California 1932
Frozen Lake and Cliffs (1932)

 

Mt. Williamson Clearing Storm Sierra Nevada Pacific Ranges California 1944
Mt. Williamson Clearing Storm (1944)

 

Tenaya Creek Spring Rain Yosemite National Park California 1948
Tenaya Creek (1948)

 

Tioga Pass (1940)
Back to top button